Obesitas, anemia dan mobilitas dini mempengaruhi penyembuhan luka post-op apendiktomi

Abstract

Appendiksitis atau radang apendiks merupakan kasus infeksi intraabdominal. Berdasarkan data rekam medik di unit rekam medis RS Mitra Mulia Husada, tampak bahwa apendisitis yang dilakukan tindak pembedahan merupakan kasus yang cukup tinggi frekuensinya yaitu sebanyak 630 kasus dari data tersebut sebanyak 27 pasien mengalami infeksi luka operasi dilihat dari terdapatnya abses pada luka operasi setelah pasien tersebut menjalani perawatan di rumah. Tujuan penelitian ini diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka Post Op Apendiktomi di Rumah Sakit Mitra Mulia Husada Bandar jaya. Jenis Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini seluruh penderita post op apendik, dan obyek yang diteliti adalah usia, mobilisasi, berat badan, Anemia dan penyembuhan luka. Populasi penelitian ini 215 pasien dan sampel 22 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Tempat penelitian dilakukan di rumah sakit Mitra Mulia Husada Bandar Jaya. Analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian diketahui bahwa dari 22 responden dengan penyembuhan luka, sebanyak 18 (81,8%) responden penyembuhan luka baik, sebanyak 16 (72,7%) responden mobilisasi dini baik, sebanyak 17 (77,3%) responden tidak anemia, sebanyak 15 (68,2%) responden usia < 45 tahun, sebanyak 15 (68,2%) responden tidak obesitas. Ada hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka post op apendiktomi (p-value = 0,046 OR 15,000), Ada hubungan anemia dengan penyembuhan luka post op apendiktomi (p-value = 0,024 OR 24,000). Tidak ada hubungan usia dengan penyembuhan luka post op apendiktomi (p-value = 0,077 OR 10,500). Ada hubungan obesitas dengan penyembuhan luka post op apendiktomi (p-value = 0,005). Saran diharapkan dapat memberikan konseling atau penyuluhan kepada pasien post op apendiktomi untuk melakukan mobilisasi dengan baik dan memperhatikan factor anemia danĀ  obesitas yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka.Appendiksitis atau radang apendiks merupakan kasus infeksi intraabdominal. Berdasarkan data rekam medik di unit rekam medis RS Mitra Mulia Husada, tampak bahwa apendisitis yang dilakukan tindak pembedahan merupakan kasus yang cukup tinggi frekuensinya yaitu sebanyak 630 kasus dari data tersebut sebanyak 27 pasien mengalami infeksi luka operasi dilihat dari terdapatnya abses pada luka operasi setelah pasien tersebut menjalani perawatan di rumah. Tujuan penelitian ini diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka Post Op Apendiktomi di Rumah Sakit Mitra Mulia Husada Bandar jaya. Jenis Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini seluruh penderita post op apendik, dan obyek yang diteliti adalah usia, mobilisasi, berat badan, Anemia dan penyembuhan luka. Populasi penelitian ini 215 pasien dan sampel 22 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Tempat penelitian dilakukan di rumah sakit Mitra Mulia Husada Bandar Jaya. Analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian diketahui bahwa dari 22 responden dengan penyembuhan luka, sebanyak 18 (81,8%) responden penyembuhan luka baik, sebanyak 16 (72,7%) responden mobilisasi dini baik, sebanyak 17 (77,3%) responden tidak anemia, sebanyak 15 (68,2%) responden usia < 45 tahun, sebanyak 15 (68,2%) responden tidak obesitas. Ada hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka post op apendiktomi (p-value = 0,046 OR 15,000), Ada hubungan anemia dengan penyembuhan luka post op apendiktomi (p-value = 0,024 OR 24,000). Tidak ada hubungan usia dengan penyembuhan luka post op apendiktomi (p-value = 0,077 OR 10,500). Ada hubungan obesitas dengan penyembuhan luka post op apendiktomi (p-value = 0,005). Saran diharapkan dapat memberikan konseling atau penyuluhan kepada pasien post op apendiktomi untuk melakukan mobilisasi dengan baik dan memperhatikan factor anemia danĀ  obesitas yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka.