POTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Abstract

Manusia menurut agama Islam adalah makhluk Allah yang berpotensi. Di dalam al-Quran ada tiga kata yang digunakan untuk menunjuk kepada manusia, kata yang digunakan adalah bashar, insan atau nas dan bani adam. Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), ruhani (spiritual), dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya. Semua itu tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya. Secara umum, macam-macam potensi manusia terdiri dari (1) Potensi fisik, merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan dan diberdayakan untuk berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. (2) Potensi mental intelektual (intelectual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak belahan kiri). (3) Potensi sosial emosional (emotional quotient), merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak belahan kanan). (4) Potensi mental spiritual (spiritual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar (bukan hanya mengetahui nilai, tetapi menemukan nilai). (5) Potensi ketangguhan (adversity quotient), merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi. Potensi-potensi tersebut, pada dasarnya masih merupakan kemampuan yang belum terwujud secara optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan hal lain agar potensi tersebut dapat didayagunakan, tentu saja manusia mesti memiliki ambisi. Ambisi inilah yang mendorong orang untuk berusaha meraih keinginannya. Tanpa ambisi, orang hanya akan merasa puas dengan kondisi yang dimilikinya sekarang, tidak ada keinginan untuk mengubahnya menjadi lebih baik