Potret Lembaga Pendidikan Islam Perspektif Budaya
Abstract
MUZAKKIR WALAD IAI Hamzanwadi NW Lombok Timur, muzakkirwalad@gmail.com Abstrak: Pendidikan tidak akan punya arti apabila manusia tidak ada di dalamnya. Hal ini disebabkan, karena manusia merupakan subjek dan objek pendidikan. Artinya, manusia tidak akan bisa berkembang dan mengembangkan kebudayaannya secara sempurna apabila tidak ada pendidikan. Untuk itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa eksistensi pendidikan merupakan salah satu syarat yang mendasar untuk meneruskan dan mengekalkan kebudayaan manusia. Di sini, fungsi pendidikan berupaya menyesusaikan atau mengharmonisasikan kebudayaan lama dengan kebudayaan baru secara proporsional dan dinamis. Pada tataran inilah menjadi fokus kajian dalam tulisan ini. Di mana lembaga pendidikan Islam perspektif budaya harus berjalan sesuai dengan konteks dan kebutuhan sosial. Karena perkembangan dunia yang dibaluti dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan dinamis menuntut lembaga pendidikan Islam ikut serta menyesuaikan diri di dalamnya agar tidak dimakan oleh zaman. Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam harus menyesuaikan diri dengan budaya di mana dia harus beroperasi. Karena lembaga pendidikan Islam pada dasarnya adalah sebagai wadah untuk mentransformasikan nilai-nilai Islam di dalamnya kepada peserta didik supaya bisa bertahan ditengah budaya yang selalu dinamis dan terus berubah sesuai dengan konteks. Di sinilah salah satu esensi ajaran Islam yang selalu relevan dengan konteks zamannya yang dikenal dengan istilah “rahmatan lil ‘alamin”. Mengandung pengertian bahwa Islam untuk semua manusia yang memiliki budaya yang beragam.