RITUS DAN MANUSKRIP: (Analisis Korelasi Naskah dengan Kenduri Sko di Kerinci)

Abstract

Di Kerinci, naskah (manuskrip) adalah salah satu barang pusaka peninggalan leluhur masyarakat setempat yang telah disimpan ratusan tahun yang lalu. Umumnya, naskah tersebut disimpan besamaan dengan benda pusaka lainya seperti keris, pedang, tombak dll., dalam satu wadah yang berada di atas loteng (pagu) rumah seorang sesepuh adat di setiap luhah atau kerapatan adat di wilayah ini. Ketentuan ini, telah menjadi tradisi penyimpanan manuskrip di kerinci yang turun temurun semenjak ratusan tahun yang lalu. Naskah tersebut baru akan dikeluarkan lagi dari tempat penyimpanannya ketika akan dilaksanakan Kenduri Sko. Kenduri Sko merupakan perhelatan adat akbar yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun di setiap daerah dalam wilayah Kerinci. Berbagai prosesi dan ritual yang diadakan dalam upacara Kenduri Sko tersebut yang intinya adalah penobatan depati ninik mamak. Akan tetapi, ada ritual khusus dan penting yang harus dilakukan sebelum penobatan tersebut yaitu penurunan dan pembersihan benda pusaka. Salah satu diantaranya adalah naskah, baik yang berbahan tanduk, bambu, gading gajah, kulut kayu dan ketas.  Ritual penurunan dan pembersihan dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi seperti sesajian (jamba) merupakan bentuk penghargaan masyarakat setempat terhadap mahakarya para pendahulunya. Prosesi penurunan harus dilakukan oleh para pemangku adat (depati dan ninik mamk) dengan ritual khusus. Perlakuan yang sama juga terjadi ketika pembersihan dilakukan, karena manuskrip tersebut khusunya yang berbahan bambu, tanduk dan gading dicuci dengan air limau tujuh macam serta untuk manuskrip yang berbahan kertas hanya di bersihkan saja. Selain itu, manuskrip-manuskrip tersebut juga tidak luput dari prosesi pengasapan dengan asap kemenyan yang dibakar.