Sapaan Keakraban Remaja Sebagai Pemicu Konflik di Makassar: Kajian Pragmatik

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan sapaan keakraban remaja dalam memanggil atau menyapa temannya yang berbentuk kekerasan verbal sebagai penyebab timbulnya konflik di kalangan remaja pada masyarakat multikultural di Sulawesi Selatan yang terdiri dari berbagai latar belakang suku dan agama.Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi, metode simak, metode catat dan metode cakap.Analisis data dilakukan menggunakan metode padan intralingual.Kemudian, penyajian hasil analisis data dilakukan menggunakan metode formal dan metode informal dengan deskriptif kualitatif data.Hasil dengan data yang telah didapatkan di beberapa wilayah yang dapat mewakili representasi yaitu di kota Makassar telah ditemukan 2 jenis sapaan keakraban dalam situasi non formal di kampus yaitu sapaan keakraban positif dan sapaan keakraban negatif. Namun yang sangat lazim dan akrab di telinga kita adalah sapaan keakraban remaja yang diungkapkan baik dengan penyingkatan maupun dengan pelesapan yang dianggap sebagai kekerasan verbal yang mengundang ketersinggungan dan kemarahan yang disapa.Hal ini banyak dijumpai dan sering didengarkan dikalangan remaja saat menggunakan sapaan keakraban dalam situasi non formal. Hipotesis yang lahir dalam penelitian ini adalah semakin dekat dan lama bertemannya remajasemakin negatif dan kurang sopan sapaan keakrabannya terhadap tawan tuturnya, dan solusinya adalah bila baru saja akrab dan berteman seorang remaja maka sapaan keakraban yang seharusnya dilontarkan adalah sapaan positif saat menyapa lawan tuturnya sebagai teman dan melakukan penyingkatan maupun pelesapan pada sapaan yang digunakan kepada temannya yang sewajarnya.