Pengaruh Tradisi Sekatenan Terhadap Perilaku Keagamaan Masyarakat Yogyakarta

Abstract

Dalam setiap agama-agama besar di Indonesia dikenal juga dengan adanya perayaan hari-hari besar keagamaan tertentu, sebut saja Islam. Dalam agama Islam dikenal juga ada Hari Raya Umat Islam yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, ada juga memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW., yang dalam beberapa tradisi masyarakat berbeda-beda penyebutan dan tata caranya. Seperti di daerah Istimewa Yogyakarta, disebut dengan istilah Tradisi Sekatenan. Artikel ini melihat Tradisi Sekatenan sebagai bagain dari kegiatan ritus dari Keraton Yogyakarta dan masyarakatnya. Perbedaan pola interaksi dan tingkah laku masyarakat Yogyakarta ini terus berakumulasi oleh waktu yang membawa tradisi ini bisa sampai hidup di masyarakat. Tradisi-tradisi ini memberikan kepercayaan tersendiri yang tumbuh di masyarakat. Kebudayaan asli Jawa yang bersifat transendental lebih cenderung pada paham animisme dan dinamisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Menghasilkan adanya nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Tradisi Sekatenan yang berbentuk simbol-simbol. Muatanmuatan religiusitas ke-Islaman masyarakat Keraton seiring dengan masuknya agama Islam ke Jawa adalah merupakan wujud dari falsafah “mikul dhuwur medem jero” (adalah gambaran, bagaimana Islam merangkul seluruh lapisan masyarakat, dari kalangan ningrat sampai masyarakat jelata. Menyentuh setiap aspek kehidupan, menarik dan mengaturnya dengan hukum dan norma-norma yang Islam ajarkan tapi tidak sampai meningglkan budaya yang sudah ada--pen) dari keraton terhadap perjuangan Wali Songo yang telah berhasil menyebarkan tuntutan Nabi Muhammad SAW.