PENINGKATAN PERILAKU TERPUJI SISWA MELALUI PENERAPAN HUKUMAN DAN POLA ASUH ORANG TUA SISWA

Abstract

Perilaku terjadi melalui proses adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berpikir, dan bersikap yang merupakan gerakan dari berbagai aspek baik fisik maupun non fisik. Berperilaku yang baik bagi anak merupakan suatu hal yang paling penting yang wajib diberikan keluarga terutama orang tua dalam mengasuh anak, bila anak mempunyai perilaku yang baik akan membawa anak menuju rasa tentram dikemudian hari. Pola asuh orang tua mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan perilaku moral pada anak, karena dasar perilaku moral pertama diperoleh oleh anak dari dalam rumah yaitu orang tuanya. Menururt Baumrind ada empat macam bentuk pola asuh orang tua yang diterapkan oleh masing-masing orang tua, bentuk-bentuk pola asuh itu adalah: pola asuh otoriter, pola asuh demokrasi, pola asuh penelantaran dan pola asuh permisif. Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja, sebagai contoh cara memberi hukuman misalnya, kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada masa remaja cara semacam itu justru dapat menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara remaja dengan orang tuanya. Hukuman merupakan salah alat pendidikan represif. Alat ini memang bukan merupakan alat yang menjadi alternatif pertama dalam mendidik anak, karena sebelum menggunakan alat pendidikan ini harus terlebih dahulu menggunakan alat lain seperti nasihat dan teladan.