ADAPTASI PERUMAHAN PASCA BENCANA LONGSOR (Studi Kasus: Perumahan UNDIP Dewi Sartika, Semarang)
Abstract
Abstract: This paper is motivated by the urgency of adaptations against natural disaster are part of human effort to keep their existence. The rapid development of urban areas in line with population growth has led to the need for space in urban areas. Housing and settlement is one of the basic human needs that must be met. Housing requires suitable land, but the land that suitable for housing in Semarang is limited. This causes the area that is not suitable for housing (landslide prone areas) built as housing. UNDIP Dewisartika housing was not an area prone to landslides, but poor environmental conditions caused the housing to be hit by a landslide. The phenomena, raises the response of the community to adapt to adjust to survive in their environment. This study aims to determine the form of adaptation that is done by the community. This research uses descriptive qualitative method, with purposive sampling technique (taking the appropriate sampling). The analysis was carried out in the form of identifying disaster areas in housing, as well as forms of spatial patterns arising from community adaptations. The results showed that UNDIP housing was a potential disaster area, efforts made by the community in the form of drainage on the slopes and the construction of talud next to the slopes, and there were similarities pattern of space formed by the community.Keyword: Adaptation, Spatial Mapping, Landslide DisastersAbstrak: Paper ini dilatarbelakangi oleh urgensi adaptasi masyarakat terhadap bencana longsor sebagai salah satu upaya keberlangsungan hidup. Permasalahan pesatnya perkembangan Kawasan perkotaan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan ruang perkotaan, terutama sector perumahan dan permukiman. Perumahan dan permukiman adalah salah satu dari kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Pengadaan perumahan membutuhkan lahan yang sesuai, namun lahan yang sesuai untuk perumahan di kota Semarang sangat terbatas. Hal ini menyebabkan kawasan yang tidak sesuai untuk perumahan (kawasan rawan bencana tanah longsor) terbangun sebagai perumahan. Perumahan UNDIP Dewisartika tadinya bukan merupakan daerah rawan bencana longsor, akan tetapi kondisi lingkungan yang buruk menyebabkan perumahan ini terkena bencana longsor. Terjadinya fenomena tersebut, memunculkan respon masyarakat untuk beradaptasi menyesuaikan diri untuk bertahan hidup di lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk adaptasi yang di lakukan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik purposive sampling (mengambil penarikan sampel yang sesuai). Analisis yang dilakukan berupa identifikasi area bencana pada perumahan, serta bentuk pola ruang yang timbul akibat adaptasi masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa perumahan UNDIP merupakan daerah yang berpotensi terjadi bencana, upaya yang dilakukan masyarakat berupa pemberian jalur air pada lereng dan pembangunan talud di sebelah lereng, serta terdapat kemiripan pada pola ruang yang terbentuk dari adaptasi yang dilakukan masyarakat.Kata Kunci: Adaptasi, Pola Ruang, Bencana Longsor