Analisis Perancangan Bio Briket Biji Salak Menggunakan Bisnis Model Kanvas
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Sektor pertanian juga meliputi perkebunan yang memberikan sumbangsih yang cukup signifikan untuk perekonomian negara. Diantara hasil perkebunan itu berupa sayur mayur dan buah buahan. Untuk produksi buah-buahan khususnya buah salak di Indonesia menempati urutan kelima dengan produksi sebesar 1.118.953 ton atau sekitar 5,65 % terhadap total produksi buah nasional. Padangsidimpuan merupakan salah satu kota di Sumatera Utara yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani salak dansalak merupakan komoditi pertanian yang banyak dijumpai di kota Padangsidimpuan adalah salak. Luas lahan tanaman salak di Padangsidimpuan berkisar 460 Ha dengan jumlah produksi 426.758 ton/tahun. Salah satu energi alternatif yang terus dikembangkan adalah briket. Briket merupakan bahan bakar yang berwujud padat yang terbuat dari sisa limbah biomassa. Salah satu limbah yang cukup banyakselain kulit adalah biji salak yang menjadi perhatian untuk di daur ulang sebagai energi alternatif. Briket dari biji salak merupakan ide yang cukup tepat untuk dikembangkan dalam perancangan produk bernilai ekonomis karena memiliki nilai kalor yang tinggi berdasarkan penelitian awal yang sudah dilakukan yaitu 7,058 kKal/gram. Nilai ini memenuhi nilai Standar Nasiona Indonesia dan juga Nilai Standar Internasional. Perancangan Biobriket dengan metode Design for Manufacturing dan bisnis model kanvas diawali dengan menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) , setiap memproduksi 1kg briket membutuhkan HPP sebesar Rp 5,90,- dengan asumsi harga jual 50%, maka harga jual briket tersebut sebesar Rp 8.85,-/kg. Dari hasil Analisa Business Model Canvas yang dilakukan pada pembuatan briket biji salak Model Bisnis yang dihasilkan dari pengembangan pasar produk briket biji salak dan ampas tebu disesuaikan dari kebutuhan masyarkat khususnya kalangan ibu rumah tangga dan pedagang kecil. Segi pelayanan juga bisa dimaksimalkan untuk menyesuaikan permintaan konsumen. Permasalahan channel yang dialami dalam peningkatan penjualan briket biji salak dapat ditanggulangi karna adanya analisa potensi market place yang akan menjadi target pasar untuk mendukung realisasi dan memaksimalkan potensi bisnis briket.