Karakteristik Islam Di Bidang Ilmu Dan Budaya
Abstract
Dalam pengertian yang sederhana, kebudayaan adalah hasil cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap potensi lahir batin yang dimilikinya. Di dalamnya terdapat pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat istiadat dan sebagainya. Kebudayaan dapat digunakan untuk memahami agama yang tampil dalam tatanan empiris atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat. Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersifat selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan Islam. Islam adalah sebuah paradigm terbuka, ia merupakan mata rantai peradaban dunia. Banyak contoh yang dapat dijadikan bukti tentang peranan Islam sebagai mata rantai peradaban dan kebudayaan dunia. Dengan meletakkan agama sebagai sasaran penelitian budaya tidaklah berarti agama yang diteliti itu adalah hasil kreasi budaya manusia. Sebagian agama tetap diyakini sebagai wahyu dari Tuhan, yang dimaksud bahwa pendekatan yang digunakan disitu adalah pendekatan penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian budaya. Yang termasuk penelitian budaya, seperti disinggung sebelumnya, adalah penelitian tentang naskah-naskah (filologi), alat-alat ritus keagamaan, benda-benda purbakala agama (arkeologi), sejarah agama, nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut para pemeluk agama dan sebagainya. Agama dan budaya adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Sedangkan budaya sekalipun berdasarkan agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agama, tidak pernah sebaliknya. Oleh karena itu, agama adalah primer dan budaya adalah sekunder. Budaya bisa merupakan ekspresi hidup keagamaan karena ia sub ordinat terhadap agama dan tidak pernah sebaliknya Agama pada hakikatnya mengandung dua kelompok ajaran. Kelompok pertama, ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para Rosul-Nya kepada masyarakat manusia. Ajaran dasar ini terdapat dalam kitab-kitab suci dan ajaran-ajaran itu memerlukan penjelasan, baik mengenai arti dan pelaksanaannya. Kelompok kedua, karena merupakan penjelasan dan hasil para pemikiran pemuka atau ahli agama, pada hakikatnya tidaklah absolute, tidak mutlak benar, dan tidak kekal. Kelompok dua bersifat relative, nisbi dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut hasil penelitian ulama, jumlah kelompok pertama tidak banyak. Pada umumnya yang banyak adalah kelompok kedua. Dalam Islam, kelompok pertama terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits mutawatir. Sedangkan kelompok kedua ini diambil dari penjelasan-penjelasan para pemuka atau ahli agama tersebut.