Melihat Adat sebagai Mekanisme Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak
Abstract
This article aims to explore the role of adat in solving women's and children's issues. During this time, Adat often viewed as a source of doom for women and children. Indigenous peoples who are influenced by the interpretation of Islamic teachings that misogamist often positions women and children under the control of male power. The article seeks to find answers on whether Adat can contribute otherwise, improve the state of women and Adat? By observing ethnographic Adat developments in central Aceh District and Bener Meriah, this article offers the opposite view. That as part of solving women's and children's issues, Adat should not be taken captive but should be approached, influenced, and used to improve the state of women and children. Abstrak: Artikel ini berupaya mengekplorasi tentang peran adat dalam penyelesaian masalah perempuan dan anak. Selama ini adat sering sekali dipandang sebagai sumber malapetaka bagi perempuan dan anak. Adat yang patriakis dan dipengaruhi oleh penafsiran ajaran Islam yang misogamist kerap memposisikan perempuan dan anak di bawah control kuasa laki-laki. Artikel berusaha mencari jawaban apakah adat dapat berkontribusi sebaliknya, memperbaiki keadaan perempuan dan adat? Dengan mengamati perkembangan adat secara etnografis di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, artikel ini menawarkan pandangan sebaliknya. Dia menawarkan bahwa sebagai bagian penyelesaian masalah perempuan dan anak, adat seharusnya tidak dilawan, tapi harus didekati, dipengaruhi, dan digunakan untuk memperbaiki keadaan perempuan dan anak.