PENGARUH PENERIMAAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DIFABEL

Abstract

Anak difabel adalah anak yang memiliki kemampuan berbeda dari anak pada umunya, namun kenyataannya masyarakat masih memandang difabel sebagai anak yang “cacat”. Sehingga, hal ini berpengaruh pada sikap orang tua terhadap anak difabel. Sikap orang tua yang ditunjukkan terhadap anak difabel ada yang menerima dan ada yang menolak kehadiran anak difabel, yang merupakan bagian dari reaksi psikologis orang tua. Permasalahan yang diteliti adalah apakah penerimaan orang tua mempengaruhi perkembangan emosi anak difabel. Kemudian, dari permasalahan tersebut, ditentukan hipotesis kerja yaitu ada pengaruh antara penerimaan orang tua terhadap perkembangan emosi anak difabel di Desa Bragung. Untuk menelaah masalah tersebut, digunakan variabel penerimaan orang tua (X) sebagai variabel bebas dan perkembangan emosi anak difabel (Y) sebagai variable terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang memiliki anak difabel di Desa Bragung. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah sampel populasi yaitu, orang tua dengan anak difabel yang berjumlah 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala penerimaan orang tua dan skala perkembangan emosi anak difabel. Hasil dari penelitian ini yaitu, tingkat penerimaan orang tua adalah 47,5% berada pada kategori rendah. Sedangkan tingkat perkembangan emosi anak difabel (a) tunanetra 45,5% berada pada kategori rendah, (b) tunarungu 33,33% berada pada kategori seimbang, (c) tunagrahita 60% berada pada kategori rendah, (d) tunadaksa 60% berada pada kategori rendah. Analisis data penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 for windows yang menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara penerimaan orang tua dengan perkembangan emosi anak difabel (a) tunanetra 0,723, (b) tunarungu 0,706, (c) tunagrahita 0,780, (d) tunadaksa 0,665. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima karena Rhitung > Rtabel. Kata kunci: Penerimaan orang tua, perkembangan emosi, anak difabel