POLA ASUH ORANGTUA DALAM MENCEGAH KRIMINALITAS PADA REMAJA MENURUT KONSEP ISLAM

Abstract

Dalam menjalani kehidupan, remaja mempunyai berbagai permasalahan. Permasalahan yang paling mengkhawatirkan adalah tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh remaja.  Sesungguhnya penyimpangan sikap dan perilaku  remaja tidak terjadi secara tiba-tiba, akan tetapi melalui proses panjang yang mendahuluinya. Pola asuh orangtua mempengaruhi  pada kepribadian remaja. Pola asuh orangtua yang kurang baik akan menumbuhkan perilaku menyimpang pada remaja.Pola asuh orangtua dalam keluarga merupakan sikap orangtua berhubungan dengan cara orangtua mendidik anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Cara mendidik secara langsung, artinya bentuk-bentuk asuhan orangtua yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian yang dilakukan dengan sengaja baik berupa perintah, larangan ataupun hukuman. Pendidikan secara tidak langsung  berupa contoh kehidupan sehari-hari, baik tutur kata maupun tingkah laku orangtua. Terdapat empat tipe pola asuh orangtua terhadap anak, yaitu pola asuh otoriter, demokratis, permisif, dan indulgent. Dalam Islam pengasuhan anak diarahkan untuk mendidik anak-anak menjadi manusia yang taat beragama untuk mengembangkan fitrah yang ada dalam diri setiap pribadi manusia, yaitu beragama tauhid. Kriminalitas merupakan perbuatan yang melanggar hukum, norma-norma sosial, dan norma agama. Kelompok remaja yang paling rentan dengan perilaku kriminalitas, seperti pencurian, gangsterisme, penyimpangan seksual, pemerkosaan, tawuran, penyalahgunaan narkoba, dsb. Faktor penyebab tindak kriminal pada remaja adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain krisis identitas, faktor pubertas , kontrol diri yang lemah, dll.Faktor eksternal, antara lain faktor pola asuh orangtua, faktor lingkungan, bacaan, film, dll.Pola asuh orangtua berperan dalam mencegah terjadinya kriminalitas pada remaja. Pola asuh dilakukan dengan iman dan Taqwa, orangtua memberikan pembinaan agama pada remaja, mencakup pembinaan aqidah, pembinaan ibadah, pembinaan akhlak ,  dan pembinaan sosial. Kedua orangtua harus memiliki sifat yang sabar, adil, dan  lemah lembut. Orangtua harus menjadi teladan dalam mencontohkan kebaikan, 0rangtua melakukan komunikasi terbuka, menjalin hubungan yang menyenangkan dengan remaja. Orangtua menanamkan penerimaan diri pada remaja dan  melakukan pengawasan yang intensif serta meluruskan kesalahan yang dilakukan oleh remaja dengan segera.