STRES KERJA PADA TENAGA AUDITOR : SUATU TINJUAN
Abstract
Tulisan ini menyajikan tulisan mengenai stress kerja yang dialami oleh tenaga auditor. Dalam menyusun laporan keuangan bukanlah pekerjaan yang mudah, para tenaga auditor diberikan beban kerja yang tidak sedikit. Bergantung kepada besar-kecil usaha, jumlah tenaga yang mengerjakan dan lain-lain. Beban kerja ini dapat menimbulkan stres kerja pada tenaga auditor, dimana seorang auditor harus bekerja sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dan kode etiknya. Tenaga auditor dianggap sebagai bagian dari profesi yang dianggap cukup berpeluang terjadinya stres. Sehingga diharapkan para tenaga auditor dapat mengetahui gejala-gejala stres kerja yang dialaminya untuk dapat diantisipasi. Dapat dipahami bahwa berbagai gejala tersebut pada umumnya mempengaruhi kesehatan fisik, yang sebelumnya dipengaruhi dari dalam (psikisnya). Pada tahap pertama seseorang akan menampakkan perilaku yang sangat berbeda dari sebelumnya (over acting). Pada tahap selanjutnya keluhan yang sangat mempengaruhi adalah mulai merasakan kelelahan yang tak seperti biasanya, seperti konsentrasi mulai menurun.Tahap berikutnya lebih mempengaruhi pada fisik, seperti gangguan pada lambung (maag), kesulitan tidur dan lain sebagainya.Pada tahap selanjutnya kelelahan fisik dan mental semakin parah, hingga sampai pada yang klimaks atau berbahaya, seperti pingsan, kolaps, dan sebagainya. Tenaga auditor dianggap sebagai bagian dari profesi yang dianggap cukup berpeluang terjadinya stres. Sehingga diharapkan para tenaga auditor dapat mengetahui gejala-gejala stres kerja yang dialaminya untuk dapat diantisipasi.