Akulturasi Dakwah Sinkretis Sunan Kalijaga
Abstract
Penelitian ini muncul berawal dari kesan negative dari metode sinkretisme dakwah sunan kalijaga yang mengesankan diri seolah-olah Islam mengalami reduksi. Kesan negatif ini terutama jika kita analogikan dengan gerakan Wahabi, yang pada masanya bertujuan untuk merampas praktik-praktik yang menyimpang dari Islam murni, seperti bid’ah, Khurafat, dan takhayul. Dengan munculnya istilah Islam murni inilah sinkretisme beralih menjadi istilah negatif dalam kajian keislaman, terutama di Indonesia. Penelitian dengan menggunakan library research (kajian pustaka). Kajian pustaka digunakan untuk menjembatani pemahaman teoritik terhadap topik penelitian. Istilah sejarah dalam tema sejarah dakwah sunan Kalijaga ini, umumnya dipakai untuk menunjukkan cerita sejarah, pengetahuan sejarah, gambaran sejarah yang kesemuanya sejarah dalam arti subyektif. Dikatakan subyektif karena sejarah memuat unsur-unsur dan ide-ide subyek (pengarang atau penulis). Cara sunan kalijaga berdakwah menyebarkan agama Islam sangat diterima oleh kalangan atas maupun rakyat jelata. Beliau tidak memperlakukan Islam sebagai ancaman kebudayaan yang sudah mengakar. Bahkan sebaliknya, dengan semboyan Jawa digawa Arab digarab, beliau mengkombinasi dua budaya yang menurut beberapa orang saling bertentangan.