Keadilan adalah Sendi Perdamaian (Kontekstualisasi Ayat Mumtahanah 8 terhadap Keanekaragaman Indonesia)
Abstract
Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap bahwa keadilan merupakan sebagai alat pengikat serta perekat dalam hubungan sosial masyarakat bernegara agar hidup harmonis dalam arti sebagai sendi perdamaian. Tulisan ini berawal dari persoalan ada di Indonesia yang masih saja sebagian kelompok tidak berlaku adil kepada kaum atau kelompok lainya. Pada hubungan ini terdapat kesenjangan, dimana diskriminasi itu masih terdapat ketimpangan antara hak satu dengan hak yang lainya dalam kehidupan beragama maupun bernegara. Padahal, kita meyakini bahwa apa yang ada dibumi itu adalah keniscayaan Tuhan atau sudah menjadi sunatullah dan tidak bisa dihindari perbedan-perbedaan ini. Sebab itu, penulis akan mengungkap nilai adil yang akan di sintesiskan dengan mendasarkan pada struktur sosial masyarakat Indonesia. Kata kunci:Mumtahanah 8, Makna Kontekstual, Adil Abstract This paper aims to reveal that justice is a means of fastener and adhesive in the social relations of the state society to live harmoniously in the sense of peace. This paper began from the problem in Indonesia which still some clusters do not apply fairly to other clusters. In this relationship, there is gap, where discrimination still exists inequality between one right and another right in religious and state life. Whereas we believed that what was on earth is absolutely something of God or has become a sunnatullah and could not be avoided these differences. Therefore, the researcheris going to reveal the values of justice that is going to be synthesized by basing on the social structure of Indonesian society. Keywords: Mumtahanah, Contextual Meaning, Justice Referensi Al-Din abi Said Abdullah bin Umr bin Muhammad al-Syairazi al-Baidhāwi, Nashr. Tafsir al-Baidhāwi Jilid 3. Bairut: Dar al- Fikr, t.t. Al Fadhl Jamaluddin Muhammad bin Mukrim, Abu. Lisanul Arab. Bairut, Dar Shadar, t.t. Al Qurthubi, Imam. Tafsir Al Qurthubi 17, diterjemahkan dari Al Jami‟ li Ahkaam Al Qur‟an, terj. Akhmad Khatib. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009. Al-Suyuti, Jalaluddin . Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul. Beirut: Darr al-Kitab al-Araby, 2011M/1432 H. Bin Muhammad bin Ibrahim bin Umar bin Khalil al Syaihi, Ali. Tafsir Khazin juz 4. Beirut: Dar al kotob al Ilmiyah: 2004. Fuad Abd al-Baqi, Muhammad. al-Mu'jam al-Mufahras li Al-Fadh al-Qur'an al-Karim. Bairut, Dar al-Fikr: 1987. Husain Ahmad bin Ibnu Fariz Zakariyya, Abu. Muhjam Muqayis al Lughah, I. Ittihadul Kitabul Arab, 2002. Jalaludin al Mahalliy dan Jalaluddin as Suyti. Tafsir Jalalain Juz 1. Beirut: Dar al Fikr, 1991 M / 1412 H. Kansil, C.S.T, Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Aksara Baru, 1979. Katsir, Ibnu. lubabut Tafsir min Ibnu Kaatsir juz 4, Terj. M. Abdull Ghofar E.M. Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2003. Khadduri, Majid. Teologi Keadilan Perspektif Islam. Surabaya: Risalah Gusti,1999. Mandzur, Ibnu. Lisan Al Arabi. Beirut: Dar Lisan al Arab, t.t.p. Muthahari, Murtadha. Keadilan Ilahi, terj. Agus Effendi. Bandung: Mizan, 1992. Quraish Shihab, M. Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW. Tangerang: Lentera Hati, 2011. Qutb, Sayyid. “Keadilan Sosial dalam Islam”, dalam John J. Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, Terj. Machnun Husein. Jakarta: CV Rajawali, 1984. Zuhri. Potret Keteladanan Kiprah Politik Muhammad Rasulullah. Yogyakarta: LESFI, 2004.