Konflik dan Bina Damai Masyarakat Multirelijius: Studi Masyarakat Turgo Lereng Merapi Yogyakarta

Abstract

Penelitian ini bertujuan umtuk menemukan relasi konflik dan bina damai dalam masyarakat pedesaan jawa, tepatnya di dusun Turgo Lereng Merapi. Dusun Turgo menjadi unik dan menarik untuk diteliti karena di dusun ini terdapat 3 agama resmi, yaitu Islam, Katolik dan Protestan. Di wilayah ini juga dalam beberapa tulisan dan kampanye perdamaian menjadi sebuah wilayah yang ikonik, yaitu terkenal dengan nilai harmonis dan toleransi beragama yang baik. Sebagai desa wisata religius  serta dipromosikan sebagai ikon desa harmonis jika ditelisik dari perspektif teori konflik Dahendrof maka masyarakat selalu memiliki dua wajah, yaitu konflik dan integrasi. Paradigma teoritik ini penulis gunakan untuk menelaah masyarakat Turgo. Temuan dari penelitian ini adalah: Pertama, konflik keagamaan masyarakat Turgo terjadi karena adanya dominasi kekuasaan dan pengaruh keagamaan dimana ruang publik keagamaan dimonopoli oleh satu kelompok agama dengan tidak memberikan ruang gerak yang sama kepada agama lain. konflik pendirian Panti Asuhan Daarul Selamat Sinar Melati 26 adalah titik puncak konflik keagamaan dalam satu dekade trakhir. Potensi konflik keagamaan di Turgo ada pada dua pusaran, yaitu SD Katolik Tarakanita versus Panti Asuhan Daarul Selamat Sinar Melati 26. Kedua, dinamika bina-damai merupakan satu kekuatan yang menjadikan konflik di Turgo tidak mengalami eskalasi sampai pada bentuk manifest. Kerja bina-damai: dialog warga berbeda agama, konversi dan kohesi sosial. Artikulasi bentuk integrasi agama dan budaya diantaranya; (1) Pola komunikasi dan interaksi; (2) Kehidupan sosial keagamaan; dan (3) Kehidupan sosial budaya.