PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2017/2018

Abstract

Permasalahan penelitian ini adalah adanya guru pendidikan agama Islam berpotensi mengajarkan sikap intoleran kepada peserta didik serta lemahnya pendidikan agama Islam dalam melakukan transfer value. Maka diperlukan Pendidikan agama Islam yang secara integrated cakupan materi dalam kurikulum, metode pengajaran maupun paradigma penyusunan konsep serta pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang dapat membentuk sikap toleransi pada diri peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan sikap toleransi melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada siswa kelas X Tahun Ajaran 2017/2018.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reserch) pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan mulai bulai Desember 2017–Mei 2018. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PAI dan siswa kelas X. Sedangkan informan adalah pengurus Rohis dan Waka Kurikulum. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Data dianalisis dengan model analisis interaktif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan sikap toleransi melalui pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dapat dilihat melalui dua aktifitas di dalam pembelajaran. Pertama saat kegiatan diskusi berlangsung. Kegiatan diskusi  bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapat sekaligus mengahargai pendapat anggota kelompok lain yang mempunyai pendapat berbeda dengan dirinya. Kedua yaitu kegiatan penguatan materi yang diberikan guru setelah proses diskusi. Penguatan materi bertujuan untuk memberikan penekanan sikap toleransi yang dicontohkan Rasulullah ketika berdakwah di Madinah. Pembentukan sikap toleransi juga dapat dilihat ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa non muslim tetap berada di dalam kelas saat proses pembelajaran PAI berlangsung. Hal tersebut menandakan bahwasannya guru memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan agama, ras, dan golongan.