KONSEP RELASI LAFẒ DAN MA‘NĀ DALAM PERSPEKTIF ‘ABDUL QĀHIR AL-JURJĀNĪ DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN

Abstract

Diskusi mengenai kajian kebahasaan terutama bahasa Arab memang tidak ada habisnya. Adapun salah satu yang menjadi objek kajiannya ialah hal-hal yang terkait dengan persoalan lafẓ  dan ma'na. Kajian lafẓ  dan ma'na sebenarnya memang tidak hanya ditekuni oleh 'Abdul Qāhir al-Jurjānī (w. 471 H). Secara garis besar, setidaknya ada dua golongan dalam kajian linguistik, yakni golongan yang lebih menekankan aspek lafal, dan golongan pendukung makna. Menurut al-Jurjānī, suatu lafẓ merupakan penanda/attribute bagi ma'na. Lafẓ menjadi bagian bahasa yang tidak diletakkan untuk menunjukkan ma'na dengan sendirinya, tetapi untuk dikumpulkan satu dengan yang lainnya sehingga diketahui kandungan ma'na-nya. Eksistensi suatu lafẓ pasti didahului oleh ma'na, sedangkan ma'na alam pandangan al-Jurjānī merupakan gagasan, ide, atau maksud yang dituju. Artikel ini mengungkap dan memahami teori al-Jurjānī mengenai hubungan antara lafẓ dan ma'na serta implikasinya terhadap penafsiran Al-Qur'an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan rujukan utama dua karya fenomenal al-Jurjānī, yaitu Dalāil al-I’jāz dan Asrār al-Balāgah.