NEGOSIASI, IDEOLOGI, DAN BATAS KESARJANAAN
Abstract
Kajian ini membahas tentang pengalaman penerjemah dalam proyek Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI 2018-2019. Proyek ini dikerjakan para akademisi Universitas Islam Negeri “Sunan Gunung Djati” dan Universitas Padjadjaran, Bandung. Sebagai salah satu anggota tim penerjemah, penulis berusaha menjelaskan secara fenomenologis negosiasi bahasa, kepentingan ideologi tafsir mayoritas, dan batas kesarjanaan di balik proyek tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerjemahan Al-Qur’an yang didanai pemerintah melibatkan tidak hanya masalah akademis, tetapi juga non-akademis. Tak hanya terkait dengan diskusi substansi terjemahan yang menjadi ajang negosiasi ahli Al-Qur’an dan bahasa Sunda, tetapi juga melibatkan tertib administrasi dan kontrol pemerintah untuk memihak pada ideologi mayoritas. Kajian ini juga menunjukkan bahwa kesarjanaan berusaha netral dan objektif sehingga mampu melampaui batas-batas etnis dan ideologis. Penulisan artikel ini adalah bagian dari argumen atas pilihan penulisnya, meskipun sebagai bagian dari ‘orang dalam’ tim penerjemah ia terus dibayang-bayangi ideologi mayoritas.