Potret Pengarusutamaan Gender dalam Kehidupan Keluarga Rasulullah
Abstract
Faktanya al-Qur’an dan hadist sering disalah fahami, dintrepetasikan dan dijadikan landasan bahwa agama Islam anti gender. Padahal semua itu tidak berdasar terlebih jika mengacu pada pemahaman yang sebenarnya tentang keterangan al-Qur’an dan bagaimana kehidupan Nabi dalam memperlakukan perempuan. Idealnya agama Islam mengangkat derajat perempuan terbukti Nabi juga mempraktekannya. Sebab itu, perlu diketengahkan disini satu pertanyaan mayor: bagaimana potret pengarusutamaan gender dalam kehidupan Keluarga Nabi? Adapun pertanyaan minornya: bagaimana keduduan perempuan pra dan pasca Islam dari aspek sosiologis? Apa saja langkah Nabi dalam proses pengarusutamaan gender? Artikel ini menegaskan adanya potret pengarusutamaan gender dalam kehidupan keluarga Rasulullah. Adanya indikasi kuat bahwa Nabi dalam strategi dakwahnya berusaha keras dalam mengangkat derajat perempuan dan menjunjung tinggi kesetaraan gender. Dalam mendialogkan kasus tersebut, gender digunakan sebagai pisau analisisnya dan sosiologis sebagai pendekatannya. Akhirnya Islam hadir menjunjung tinggi harkat martabat perempuan yang tradisi sebelumnya dari aspek sosiologis dan psikologis tidak pernah dirasakan oleh kaum perempuan. Hal itu dikuatkan dengan kehidupan keluarga Nabi yang sarat akan adanya pengarusutamaan gender, serta adanya indikasi kuat bahwa Nabi dalam strategi dakwahnya berusaha keras dalam mengangkat derajat perempuan dan menjunjung tinggi kesetaraan gender.