BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR [suatu Pendekatan Imajinatif]
Abstract
Banyaknya berbagai disiplin ilmu yang hadir dalam dunia pendidikan saat ini, maka sebanyak itu pula tantangan yang harus dihadapi oleh para guru. Oleh karenanya, para guru di tuntut untuk selalu kreatif dan imajinatif dalam menghadapi berbagai macam persoalan dalam dunia pendidikan, terlebih dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling. Secara garis besar,pemerintah telah memberikan acuan dasar padaUU Nomor 28 Tahun 1990 untuk pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD.Sebagai kelanjutan danpenyempurnaan UU tersebut termanifestasi dalam kurikulum 1975 Buku IIIC dan pedoman pelaksanaan bimbingan di SD Tahun 1987. Hal ini dilakukan karena pelaksanaan bimbingan di SD pada kenyataannya berbeda dengan pelaksanaan pada sekolah menengah, baik SLTP maupun SMU, terutama yang berkaitan dengan fungsi guru sebagai pembimbing.Dalam tulisan ini penulis akan membahas bagaimana proses pemberian layanan bimbingan dan konseling khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan menggunakan suatu pendekatan yang masih jarang dicoba oleh para guru pada umumnya. Adapun pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan imajinatif.Pendekatan imanjinatif yang penulis maksudkan dalam konteks ini adalah pemberian layanan bimbingan dan konseling di SD sebagai cara untuk menggali potensi dan mencoba menggembangakan, membangkitkan kemampuan, minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik.Menurut peneliti pendekatan tersebut dapat memberikan layanan bagi peserta didik untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhannya agar selaras dengan tujuan pendidikan nasional