MOTIVASI BELAJAR SISWA VERSUS KEBUTUHAN BERTINGKAT ORANG TUA “STUDI KASUS DI SDN 1 JEMBATAN KEMBAR TIMUR”
Abstract
Hadirnya globalisasi dalam segala aspek kehidupan berdampak pada rapuhnya garis pembatas antara desa dan kota. Hal demikian terlihat dari aspek pendidikan yang hadir di desa-desa menyebabkan akses pendidikan mudah diraih semua kalangan. Di samping itu juga, hadirnya pendidikan di tengah masyarakat pedesaan menjadi pekerjaan rumah yang masih belum dapat terselesaikan hingga hari ini. Hal demikian tentu karena dukungan orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka masih setengah hati. Ketidak fahaman orang tua terhadap pendidikan bagi anak-anak akhirnya para orang tua melepas anak-anak mereka di sekolah hanya sekedarnya saja. Aktivitas mereka tersita dengan hanya bergelut untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti mencari uang untuk makan satu hari disebabkan oleh kebutuhan yang semakin tinggi, belum lagi orang tua yang tidak punya pekerjaan menjadi soal tersendiri. Oleh karenanya, dalam kajian psikologi, kita akan menemukan motivasi manusia untuk bertindak yang disasarkan oleh kebutuhan-kebutuhan akan pemenuhannya, inilah yang disebut dengan kebutuhan bertingkat. Abraham Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi lima kebutuhan secara hirarkis. Pertama, kebutuhan dasar fisiologis. Kedua, kebutuhan rasa aman. Ketiga kebutuhan rasa cinta dan rasa memiliki. Keempat, kebutuhan rasa harga diri. Kelima, kebutuhan akan aktualisasi diri.