MENGEKANG EMOSI NEGATIF KUNCI MERAIH KEDAMAIAN DALAM HIDUP

Abstract

Ucapan adalah do’a, setiap perkataan yang diucapkan apakah itu dalam keadaan serius atau bercanda akan memiliki kekuatan pada apa yang ada dalam kendali hidup kita, dibawah alam sadar ucapan seolah-olah mempunyai efek yang nyata. Berita viral yang beredar di media sosial tentang video anak-anak muda dalam mobil yang bercanda tentang kecelakaan, seperti ada korelasinya, dalam waktu tidak lama mobil yang ditumpangi anak-anak muda tadi mengalami kecelakaan parah. Dari foto dan video yang beredar ada kesamaan antara mobil dan baju para anak-anak muda tersebut sebelum dan sesudah kecelakaan. Sesuatu yang berada dibawah kendali kita (perkataan, pemikiran, opini, interpetasi dan tindakan ) maka akan menjadi benar-benar baik atau benar-benar buruk jika hal tersebut berada dibawah kendali kita seutuhnya dan ini salah satu ajaran dalam filosofi teras. Kira-kira tahun 300 SM, Zeno seorang pedagang dari Syprus (sebuah pulau diselatan Turki) melakukan perjalanan dari Phoenichia ke Peiraeus dengan kapal melintasi laut mediterania, kapal yang ditumpangi zeno karam. Iapun kehilangan seluruh dagangannya yang teramat mahal (pewarna ungu untuk jubah para raja) dan terdampar di Athena. Ini tentu sebuah cobaan yang amat besar. Dalam keadaan terjatuh dan terasing zeno pun belajar filasafat kepada filsuf yang berbeda-beda selang beberapa waktu kemudian ia mengajarkan filsufnya sendiri. Dia mengajar disebuah teras berpilar (bahasa yunani ; stoa) sejak saat itu para pengikutnya disebut kaum stoa / stoisisme atau dalam buku ini disebut filosofi teras. Kaum stoa dilatih untuk menjadi pribadi yang selalu berbahagia dan berfikir positif. “Seorang praktisi stoa seharusnya senantiasa merasakan keceriaan dan sukacita yang terdalam, karena ia mampu menemukan kebahagiannya sendiri dan tidak menginginkan suka cita yang lebih daripada sukacita yang datang dari dalam (Inner Joys)”. Ceneca  (On Hapy Life). Tujuan utama dari filsafat teras adalah 1) hidup bebas dari emosi negatif (sedih, marah, cemburu, curiga, baper dan lain-lain). 2) hidup untuk mengasah kebajikan (virtues). Ada 4 kebajikan dalam stoisisme yaitu kebijaksanaan (wisdom), keadilan (justice), keberanian (courage) dan menahan diri (temperance). Diantara alasan mengapa filsafat teras baik untuk dipelajari adalah karena siapapun bisa ikut mempraktekkannya tanpa harus tergantung pada atribut yang melekat padanya, seperti kekayaan, pestasi akademis, suku, profesi, agama, intelegensi bawaan dan lain-lain. Alasan yang lain yaitu filsafat teras cocok untuk mereka yang sering atau sedang merasa khawatir akan hidup atau sering resah dan kecewa dalam kehidupan sehari hari karena filsafat teras melawan pola pikir destruktif. Apakah stoisisme tetap relevan untuk masa kini (jaman now) sedangkan ia diajarkan 300 SM yang secara peradaban dan keadan alam sangat jauh berbeda. Setidaknya ada 3 alasan mengapa stoisisme tetap relevan dimasi kini pertama, stoisisme ditulis untuk menghadap masa sulit (tidak ada batasan waktu). kedua, stoisisme dibuat untuk globalisasi. Ketiga, stoisisme adalah filsafat kepemimpinan.