TRANSFORMASI KURIKULUM SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME AGAMA DI PONDOK PESANTREN

Abstract

Kesimpulan tulisan ini adalah bahwa tujuan pondok pesantren dalam upaya penanggulangan radikalisme agama adalah dengan cara membentuk dan mengembangkan sikap akhlak mulia melalui kedewasaan berpikir kritis dan bertanggungjawab, serta implementasi sikap menghargai dan menghormati perbedaan kemampuan, istiadat, dan budaya orang lain. Melalui kurikulum pondok pesantren yang mendalami perbandingan mazhab juga dapat turut serta dalam penanggulangan radikalisme agama agar eksklusifisme santri; baik sikap dan pemikiran, tidak hanya mengetengahkan pemikiran luaran semata, tetapi juga mampu membuka wawasan lain dalam memahami esensi agama. Metode pengajaran di pondok pesantren dalam rangkan mencegah sikap radikalisme agama dengan cara mengimplementasikan sistem pembelajaran kooperatif sebagai sistem rancangan terpadu yang mengedepankan kerja sama dan interaksi para santri, dan juga sekaligus mengembangkan sikap sosial yang komprehenshif dalam memahami keberagaman orang lain. Rekomendasi yang penulis ajukan adalah diperlukan pengembangan berkelanjutan terkait metode pembelajaran kooperatif agar keterampilan sosial para santri dalam memahami perbedaan dan keanekaragaman di masyarakat dapat mencapai titik yang maksimal. Selain itu, pimpinan pesantren juga turut memfokuskan dirinya dalam setiap proses tujuan, kurikulum, dan pengajaran di pondok pesantrennya, adakalanya dengan mengikutsertakan para guru atau santri dalam kegiatan seminar dan workshop tentang radikalisme.