TA’RIB DAN SEMANGAT NASIONALISME KEBAHASAAN ARAB
Abstract
Bahasa Arab tidak pernah berhenti mengasimilasi ilmu yang diterjemahkan dari bahasa lain, seperti bahasa Hindi, Persia, Yunani, Syria, dan lain-lain. Hasil dari itu semua adalah warisan kebahasaan (linguistik) yang padat sisi keilmiahannya, yang pada gilirannya memperkaya bahasa Arab dalam menghadapi proses Arabisasi modern dalam arti seluas-luasnya. Ta’rib menjadi istilah arabisasi, merupakan bahasan mengenai kata serapan (loanwords) dan dianggap sebagai perkembangan makna dalam bahasa Arab. Pada kesimpulannya, sebagai jalan tengah dan sebagai bagian dari upaya menjaga nasionalisme bahasa Arab, bahwa boleh saja mengambil kata-kata asing sebagai upaya terakhir, setelah terlebih dahulu mencari padanannya dalam bahasa Arab, baik dengan merujuk kepada ungkapan lama maupun dengan pembentukan istilah baru. Aliran ini terdapat di Kairo, Damaskus, dan Bagdad