Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Multikultural di Pondok Pesantren D DI-AD Mangkoso Baru Sulawesi Selatan

Abstract

Penelitian ini berawal dari keinginan peneliti untuk melihat bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural yang terdapat di pondok pesantren DD-AD Mangkoso Barru Sulawesi Selatan dimana santri berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda dan tentunya budaya serta suku yang berbeda pula. Mereka kemudian dipersatukan dalam lingkungan pondok pesantren dan tinggal dalam asrama yang menjadi ciri khas pondok pesantren. Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa dalam kehidupan dipondok pesantren terdapat serangkaian kegiatan yang dilaksanakan baik kegiatan formal disekolah maupun non formal diasrama dan juga kegiatan diluar pondok pesantren. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha memaparkan secara sistematis materi-materi pembahasan yang berasal dari berbagai sumber untuk kemudian dianalisis dengan teliti guna memperoleh hasil sebagai kesimpulan. Metode pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan pendekatan yang digunakan peneliti ialah pendekatan sosiologis-antropologis. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1) pada proses penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural di pondok pesantren DDI-AD Mangkoso dilakukan melalui beberapa kegiatan. Pertama, kegiatan pembelajaran formal di sekolah. Kedua, kegiatan pengembangan diri. Ketiga, kegiatan pembiasaan diri. 2) nilai-nilai pendidikan mutikultural yang ditanamkan di pondok pesantren DDI-AD Mangkoso yaitu: a) penanaman nilai demokrasi dan saling menghargai. b) penanaman nilai toleransi dan saling menghormati. c) penanaman nilai keadilan sosial dan kesetaraan. d) penanaman nilai kebersamaan dan tolong menolong. 3)Adapun yang menjadi hambatan dan tantangan dalam penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural ialah sarana dan prasarana yang masih kurang memadai khusunya asrama yang menjadi tempat tinggal santri dan masih kurangnya kompeten dan wawasan guru dalam mentransfer pengetahuan dan pada saat mengajar.