PENGGUNAAN CAMPUR KODE DAN ALIH KODE DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMPN UBUNG PULAU BURU [The Use of Mixing Code and Switching Code in Learning Process at SMPN Ubung Buru Island]

Abstract

Mixing code and  switching code are always become strategy in learning process. The aim of the research were  describing the form of  mixing code and  switching code as well as factors that caused  them at SMPN Ubung, Lilialy District, Buru Regency, Maluku. This  was qualitative descriptive research that studied the phenomenon of linguistic by sociolinguistic approach. The source of data in this research were all the speeches ofof the teachers, as well as all the students who involved in learning process that used mixing code and  switching code. Method of data collection was conducted by non-participant observation. Meanwhile, technique of collecting data was done by free conversation, recording, and noting technique. The data was analyzed by qualitative descriptive analysis technique. The results of this study revealed that the forms of  mixing code were the insertion of word, repeated word, personal pronoun, and phrase, while  switching code were independent clause, coordinative clause, and sentence. The other finding were the factors that lead to  mixing code was the influence of first language, no other equivalent, and practical. The factors that led to  switching code were  considered prestige, offsetting the students’ language skill, and teacher emotion.  mixing code and  switching code occurred in learning process at SMPN Ubung, Lilialy District, Buru Regency, Maluku, by the teachers and students from Indonesian to Ambon Malay dialect or vice versaCampur kode dan alih kode selalu dijadikan strategi dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk campur kode dan alih kode serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa campur kode dan alih kode di SMPN Ubung, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru, Maluku. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang mengkaji fenomena kebahasaan dengan pendekatan Sosiolinguistik. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang digunakan guru serta semua tuturan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran yang mengandung campur kode dan alih kode. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi nonpartisipasi. Sementara teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Data yang sudah diklasifikasi kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk campur kode yang berupa wujud penyisipan kata, kata ulang, kata ganti orang, dan frasa, sedangkan alih kode berwujud klausa mandiri, klausa koordinatif, dan kalimat. Temuan berikutnya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode yaitu pengaruh bahasa pertama, tidak ada padanan lain, dan praktis. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode yaitu dianggap prestise atau bergengsi, mengimbangi kemampuan berbahasa siswa, dan emosi guru. Campur kode dan alih kode tersebut terjadi dalam proses pembelajaran di SMPN Ubung, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru, Maluku, yang dilakukan guru dan siswa dari bahasa Indonesia ke dialek Melayu Ambon atau sebaliknya.