TUTURAN DALAM PROSESI LAMARAN PERNIKAHAN DI TOMIA KABUPATEN WAKATOBI [Speech In The Wedding Purpose Procession In Tomia Kabupaten Wakatobi]

Abstract

Purpose procession is a sacred process that is occupied by a part of society is an obligation of a culture. the event is not only present instantaneously, but requires a long process with various stages. So does marriage at Tomia Wakatobi. This study aims to describe the form of speech in the marriage purpose procession in Tomia and explain the meaning of speech in the process. This research is a kind of qualitative descriptive research Field Research, which is based on the results obtained through field research. Regarding the object discussed according to the reality that occurs in society, especially in the community in the East Tomia Subdistrict, Wakatobi Regency. The results showed that the stages in the purpose process in Tomia consisted of four forms. 1) Pa’epe. 2) Pa’rara; 3) Po’ema-ema and 4) Nga’a Nualo. Of the four forms of application processions the utterances spoken vary. On form Pa’epe, Pa’rara and Nga’a Nualo the form of the speech is declarative and interrogative. while in form Po’ema-ema the form of the speech is in the form of declarative, imperative and interrogative. The meaning in the speech purpose procession means connotation.Prosesi lamaran merupakan proses sakral yang dianggap oleh sebagian masyarakat adalah kewajiban dari suatu budaya. Peristiwa tersebut bukan hanya hadir secara instan, namun memerlukan proses yang panjang dengan berbagai tahapan. Begitu pula pernikahan di Tomia Wakatobi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud tuturan dalam prosesi lamaran pernikahan di Tomia dan menjelaskan makna tuturan dalam prosesinya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif Field Research, yaitu berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Mengenai objek yang dibicarakan sesuai kenyataan yang terjadi di masyarakat khususnya pada masyarakat di Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan dalam proses lamaran di Tomia terdiri atas empat bentuk. 1) Pa’epe. 2) Pa’rara; 3) Po’ema-ema, dan 4) Nga’a Nualo. Dari keempat bentuk prosesi lamaran tersebut tuturan yang dituturkan bervariasi. Pada bentuk Pa’epe, Pa’rara, dan Nga’a Nualo wujud tuturannya berbentuk deklaratif, dan interogatif. Akan tetapi pada tahapan Po’ema-ema wujud tuturannya berbentuk deklaratif, imperatif, dan interogatif. Makna dalam tuturan prosesi lamaran bermakna konotasi.