PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 40 SUNGAI ALAM

Abstract

Pada awalnya, pembelajaran kurang berkualitas, dimana guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif serta belum menggunakan media pembelajaran. Siswa kurang antusias terhadap pembelajaran IPA karena mereka memahami konsep hanya dari membaca sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa rendah, yaitu dari 25 siswa hanya 12 siswa (48%) yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 72. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan sebuah tindakan yaitu dengan menerapkan model Cooperative Script dengan media audiovisual. Rumusan masalah: apakah model Cooperative Script dengan media Audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN 40 Sungai Alam melalui model Cooperative Script dengan media audiovisual. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama II siklus, tiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan tahap masing-masing siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitiannya adalah guru kelas IV serta seluruh siswa kelas IV SDN 40 Sungai Alam dengan jumlah 25 siswa. Variabel penelitiannya adalah keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru dalam mengajar pada siklus I memperoleh skor 39 yang masuk dalam kategori baik (B), pada siklus II memperoleh skor 48 yang termasuk dalam kategori sangat baik (SB), dan terjadi peningkatan lagi pada siklus II dengan mendapatkan skor 47 yang masuk dalam kategori sangat baik (SB). Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 16 yang masuk dalam kategori baik (B), kemudian meningkat pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 20 yang termasuk dalam kategori baik (B), dan terjadi peningkatan lagi pada siklus II dengan mendapatkan skor 24 yang masuk dalam kategori sangat baik (SB). Sedangkan untuk hasil belajar siswa, siklus I pertemuan 1, diperoleh persentase ketuntasan 72%, pada siklus I pertemuan 2 diperoleh 78 %, dan pada siklus II diperoleh 90%.