Epistemologi Pengembangan Pemikiran Islam Menurut Muhammad Abid Al-Jabiry
Abstract
Era globalisasi masa kini umat Islam sedunia secara otomatis bersentuhan dengan budaya dan keyakinan yang berbeda-beda. Dunia pemikiran Islam pasca kodifikasi (tadwin) terhadap karya-karya ilmiah terutama ilmu-ilmu keislaman abad 2/3 H-7/8M hingga kini merupakan cermin sekaligus manifestasi dari sejarah panjang pergulatan para sarjana muslim baik dalam bidang: filsafat, teologi, ideologi, hukum, medis, serta bidang-bidang lain hasil pengembangan sains. Fokus Persoalan aliran epistemologi modern yang dimotori oleh Descrates adalah mempertentangkan secara tegas antara dunia “subyek dan obyek”, Ciri utama adalah menekankan pada “kenyataan”, bahwa manusia dapat merasa yakin-mengalami keraguan sekalipun itu adalah: keberadaan dirinya sendiri. Sedangkan Muhammad Abid al-Jabiry mengharap perlu membangun metodologi tersendiri terhadap tradisi Islam (turath Arab).maka al-Jabiry membuat proyek besar dan ambius (Naqd al-Aql al-Araby), tegasnya al-Jabiry ingin mengungkapkan kecenderungan epistemologi yang berlaku dikalangan bangsa Arab Islam, yakni bayani, irfani, dan burhani.