Tradisi “Cabis” Menerima Tamu Sebuah Interaksi dan Interrelasi Pendekatan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Oleh kiai dan Warga Masyarakat di Sumenep

Abstract

Tradisi “acabis” atau bertamu warg masyarakat kepada Kiai di sejumlah pesantren di Sumenep, menarik untuk ditelaah dan dikaji secara mendalam. Baik mereka datang untuk bertamu dalam keadaan bermasalah (baa: punya masalah), atau sekedar ingin bersuwa atau sekedar kangen kepada Kiai. Pada umumnya mereka hadir biasanya karena adanya persoalan yang dihadapi oleh warga masyarakat, atau keinginan untuk mengambil satu keputusan agar tidak salah dan selalu dalam bimbingan Allah. Maka datang ke Kiai adalah salat salah satu instrumen yang dilakukan warga masyarakat kepada Kiai.   Kiai adalah salah satu kelas sosial yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, sebagai salah satu pusat edar perubahan di dalam masyarakat. Untuk intu, sebagai elemin yang mengatas namakan Islam dengan basis kulturalnya, menjadi penting dan menarik dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan.   Hubungan interaksional dan interelasional Kiai dengn warga masyarakat, menarik, apabila dilihat dari sudut pandang disipling Ilmu Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Setidaknya nilai-nilai pendekatan yang dilakukan para Kiai menjadi satu model pendekatan yang menarik dalam mengantarkan warga masyarakat menyelesaikan berbagai permasalahan dan dalam pengambilan keputusan.   Hal yang lain yang menarik dilihat adalah bahwa segala pendekatan yang dilakukan Kiai, justru mengantarkan warga masyarakat ke jalan Allah SWT, sehingga masyarakat merasa menemukan jalan yang luas dan gamblang menuju ke jalan Tuhan.