Desain dan Studi In Silico Senyawa Turunan Kuwanon-H sebagai Kandidat Obat Anti-HIV

Abstract

Kuwanon-H merupakan senyawa flavonoid dari kulit akar  murbei (Morus alba L) yang secara in vitro berpotensi sebagai anti-HIV dibanding senyawa flavonoid lainnya yang terkandung dalam kulit akar murbei seperti morusin dan morusin 4′-glucosida. Telah dilakukan penelitian desain senyawa, penambatan molekular menggunakan ArgusLab 4.0.1 dengan metode ArgusDock, penerapan aturan Lipinski’s Rule of Five menggunakan Marvin Sketch 5.2.5.1dan uji toksisitas menggunakan aplikasi Toxtree secara in silico terhadap turunan senyawa kuwanon-H. Desain enam puluh senyawa turunan kuwanon-H dilakukan dengan cara model pendekatan Topliss pada rantai samping alifatiknya. Hasil penambatan ke-60 turunan senyawa pada reseptor HIV-1 Reverse Transcriptase (1REV) menunjukkan bahwa senyawa terbaik yaitu 3-[(2Z)-3-(siklopropilmetil)but-2-en-1-il]-8-[6-({3-[(2Z)-3-(siklopropilmetil)but-2-en-1-il]-2,4-dihidroksifenil}karbonil)-5-(2,4-di-hidroksilfenil)-3-metilsiklohek-2-en-1-il]-2-(2,4-dihidroksilfenil),7-dihidroksi-4H-kromen-4-on dengan nilai energi bebas yang lebih rendah (-12.5798 kkal/mol) dibandingkan ligan asli (-11.0445 kkal/mol) dan kuwanon-H (-11.0189 kkal/mol). Senyawa terbaik ini tidak memenuhi aturan Lipinski’s Rule of Five. Hasil prediksi uji toksisitas senyawa terbaik menurut parameter Cramer Rules termasuk kategori III, yaitu diprediksi memiliki toksisitas tinggi, menurut parameter Benigni/Bossa Rulebase diprediksi senyawa yang diuji tidak bersifat karsinogenik, genotoksik, dan nongenotoksik, sedangkan menurut parameter Kroes TTC decision tree diprediksi senyawa uji berpotensi toksik.DOI:http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v4i1.6867