Optimalisasi Permainan Lompat Tali dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak

Abstract

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan. Pada masa ini anak harus distimulasi sebaik mungkin agar kemampuan yang dimiliki anak dapat berkembang secara maksimal. Salah satu penyebab perkembangan motorik kasar tidak berkembang secara optimal adalah kegiatan  pengembangan kemampuan motorik kasar tubuh anak yang masih jarang dilaksanakan, sehingga anak kurang terstimulasi dalam mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Banyak sekali kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar anak, salah satunya melalui permainan tradisional lompat tali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi permainan lompat tali dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini dan faktor apa saja yang mendukung dan menghambat optimalisasi permainan lompat tali dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini Kelompok B2 di TK LKMD Pancasakti Balong Kidul Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru, wali Muri dan peserta didik Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, guru, wali murid, dan peserta didik kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimalisasi permainan lompat tali dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini kelompok B2 di TL LKMD Pancasakti Balong Kidul Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta yaitu, sudah berjalan dengan cukup baik, karena dapat mengembangkan koordinasi mata, tangan, kaki, dan menyenangkan hati anak) Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat optimalisasi permainan lompat tali dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini Kelompok B2 di TK LKMD Pancasakti  Balong Kidul Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta yaitu, faktor pendukung, yaitu organ fisik yang lengkap, kematangan perkembangan, dan faktor pada apa yang dimakan oleh anak. Faktor penghambat, yaitu kondisi lingkungan di sekitar, dan pola asuh orang tua terhadap anak.