Iptek Bagi Masyarakat: Kelompok Usaha Kripik Singkong di Kelurahan Pagentan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Abstract

Sebagian besar pelaku usaha pengrajin atau home industri khususnya pengrajin kripik singkong didalam pengolahan produksinya masih menggunakan peralatan sederhana, sedangkan metode pemasaran dan pembukuan keuangan masih menganut paham atau sistem turun temurun. Dengan berjalannya waktu, persaingan bisnis dan penerapan metode pengelolaan metode tersebut akan bergeser dan akhirnya gulung tikar (bangkrut). Dengan adanya bantuan dari iptek bagi masyarakat (IbM) dengan beberapa program pekerjaan dari mulai kunjungan intensif, penyuluhan cita rasa dan penyuluhan hukum tentang aturan dan sanksi perdagangan dan cap/merk dagang, inovasi peralatan dengan sentuhan teknologi maka masalah mendasar  di masyarakat bisa teratasi. Dari mulai penggunaan peralatan dengan inovasi teknologi, sistem pengolahan bersih dan higienis, pengembangan berbagai varian rasa dan label/cap dagang yang mendapat perijinan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dari Departemen Perindustrian dan Dinas Kesehatan. Target luaran yang dicapai menghasilkan produktifitas  dan efisiensi yang signifikan dari penggunaan kayu bakar ke kompor gas (67%), Mesin Perajang singkong dari 100 Kg / 4 jam menjadi 50 Kg/jam atau setara 200 Kg/jam (50%), dan produktifitas selalu berujung pada metode pemasaran yang baik Hingga saat ini disamping dipasarkan di toko-toko terdekat juga merambah ke toko besar koperasi, dan swalayan.