Tafsir Esoterik Kiai Shaleh Darat Tentang Salat

Abstract

Menjadi satu dari tiga ulama-pejuang kepercayaan Pangeran Diponegoro dan mendapat gelar “guru para ulama Jawa” dengan tiga muridnya menjadi pahlawan nasional (Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Ahmad Dahlan, Raden Ajeng Kartini) menjadikan Kiai Shaleh Darat tokoh yang penting dikaji (untuk kemudian diteladani) pemikirannya. Dari sekian banyak karya beliau, Faid} al-Rah}ma>n fi> Tarjamah Kala>m Malik al-Dayya>n dan Kitab Lat}a>if al-T}aha>ra wa Asra>r al-S|ala>h adalah dua kitab yang menjelaskan salat secara sufistik-lokalistik. Dikatakan sufistik karena terdapat usaha serius untuk mengungkap makna isyari, dan lokal karena ada ungkapan ‘atine ... ingdalem pasar’ dan beberapa lainnya dalam usaha melakukan ‘pembumian’ makna ayat. Terlebih lagi, kedua kitab tersebut ditulis dengan aksara pegon yang jika dihubungkan dengan track record beliau baik dalam penyebaran Islam dan perlawanan kolonialisme akan memunculkan indikasi vernakularisasi dan penumbuhan anti-kolonialisme. Dengan itu, penulis memiliki beberapa pertanyaan untuk ditindak lanjuti; bagaimana pemikiran Kiai Shaleh Darat mengenai salat? Bagaimana dinamika pemikiran beliau dalam memaknai salat? Dalam menjawab keduanya, penulis akan dibantu oleh teori Hermeneutika Filosofis