PENDIDIKAN KARAKTER HINDU

Abstract

Tujuan pembangunan di Indonesia untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya mengandung makna bahwa kepribadian manusia yang utuh dan integral meliputi berbagai dimensi individu, sosial, ketuhanan dan kesusilaan, yang dikaitkan dengan pendidikan terutama pendidikan formal, yang manusia-manusianya diharapkan memiliki kecerdasan intlektual, juga memiliki keserdasan spiritual, emosional, sosial dan berkarakter mulia. Pendidikan karakter tentu saja, bukan hanya tanggung jawab sekolah, pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama yang menyentuh nilai dan kehidupan para anak muda, berawal dengan keluarga dan meluas dengan komunitas sradha, organisasi pemuda, bisnis, pemerintahan, dan bahkan pada media (Licona, 2012:4). Isi dari pendidikan karakter yang baik adalah kebaikan-kebaikan seperti kejujuran, keberanian, keadilan, dan kasih sayang. Adalah disposisi untuk berprilaku secara bermoral (Atmaja,2017:1). Pendidikan karaker sangat penting diberikan kepada peserta didik diberbagai jenjang pendidikan formal. Dalam pelaksanaanya pendidikan karakter dapat diberikan bersinergi dengan mata pelajaran tertentu atau diberikan berdiri sendiri, sebagai sebuah mata pelajaran. Pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia menjadi wahana yang tepat dan strategis untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai kemanusiaan sehingga terbentuknya manusia seutuhnya, sehingga memiliki perkembangan pribadi yang seimbang, selaras, dan harmonis, pada dimensi-dimensi kemanusiaan.Pendidikan karakter dalam pendidikan agama Hindu akan menghasilkan orang-orang yang jujur, bukan karena tidak ada kesempatan untuk korupsi atau karena ada hukum yang mengancam, melainkan karena hidup jujur adalah pilihan sadar mereka.Dalam Kitab Sarasamuscaya sloka 177 disebutkan tujuan mempelajari pustaka suci Weda adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan untuk memperbaiki prilaku dan dan kebiasaan hidup. Jujur kita akui selaku umat manusia semuanya selain memiliki beberapa kelebihan, juga dari berbagai kekurangan, dan kekurangan kerap kali menjadi salah satu faktor munculnya prilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai etika (tata susila). Ajaran Tri Kaya Parisudha sebagai salah satu aspek untuk menyelaraskan berpikir yang benar, berbuat yang benar dan berkata yang benar guna mewujudkan pribadi yang santun, cerdas, dan berkarakter mulia berdasarkan dharma