PENDIDIKAN DAN NILAI NILAI MORALITAS DALAM AJARAN MAHABHARATA BAGI UMAT HINDU

Abstract

Kitab Itihasa digambarkan sebagai “Itihasa mahapunyap” Itihasa mengandung nilai-nilai kebajikan yang utama (Adiparva, 112:16) dan sering juga disebut “punyap kathah” (cerita penuh kebajikan). Di dalam beberapa Itihasa yang umumnya mengutib kitab Mahbharata dapat ditemukan formulasi “atrapy udaharantimam Itihasa puratamam” sekarang mulai dengar  cerita tentang Itihasa kuno. Cerita tentang Itihasa banyak mengandung unsur-unsur pendidikan dan hal ini sangat dominan di dalamnya. Jalinan sejarahnya seakan akan tidak nampak. Demikian dapat dijumpai dalam Mahabharata  XII.391.14 “Sungguh tidak diragukan lagi, Itihasa disebut juga Viracerita atas Epos memuat berbagai aspek pemikiran keagamaan yang pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari bangsa Aria, baik berkaitan denga sejarah politiknya, sejarah keagamaan, maupun sejarah perkembangan ide-ide filsapat di India dan merupakan mata rantai yang tidak pernah putus dengan masa lampau, masa yang mendahuluinya, sering  terjadi adanya masukan yang baru ke dalam yang lama, sehingga timbulah “Liberalisme konsevatf” dan hal ini yang mendorong tercapainya hasil hasil yang gemilang di lapangan kebudayaan dan peradaban India (Radharishnan, 1989:43). Ramayana karya Maharsi Valmiki disebut Mahakavia yang artinya karya puisi yang besar (agung) yang memenuhi persyaratan sebuah naskah dalam bentuk puisi. Seperti telah umum diketahui bahwa Itihasa terdiri dari dua Epos besar (viracerita) yaitu Ramayana dan Mahabharata. Itihasa juga termasuk kitab Purana dinyatakan sebagai jantung hati, atau nurani dari ajaran Agama Hindu (Klostermaier, 1990:74), yang menunjukan kepada kita bahwa sumber ajaran Agama Hindu disamping tentunya Veda sebagai Wahyu Fuhan Yang Maha Esa adalah kitab Itihasa dan juga purana dalam kedua jenis kitab tersebut kita mendapatkan contoh pengamalan implementasi ajaran Agama Hindu untuk kehidupan sehari-hari. Lebih jauh kajian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan kebudayaan nasional, khususnya pengembangan pendidikan nasional dalam rangka memperkokoh jati diri (identitas), citra bangsa  dan memupuk serta meningkatkan patritisme dan nasionalisme untuk mencegah disetigrasi nasional yang gejalanya mulai nampak di Indonesia.