EKSISTENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TENGAH KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN
Abstract
Di zaman yang semakin modern ini, sorotan dunia barat semakin gencar dan tak terlepas untuk menyudutkan Islam. Dalam banyak sendi kehidupan, sepertikemajuan ilmu pengetahuan juga tananan kehidupan bermasyarakat, dari beberapa tokoh dunia barat banyak yang memandang rendah Islam, seperti Karl Marx yang mengatakan bahwa agama adalah candu. Memang klaim tersebut pada awalnya bukan untuk Islam, yaitu untuk agama Kristen pada masa kebangkitan barat dan revoulis industri. Tapi, karena Islam merupakan sebuah agama juga, maka Islampun juga dianggap Candu dan hal ini dalam beberapa kasus oleh banyak pengamat dianggap sebagai fakta sosial dalam masyarakat. Tokoh lainnya yaitu Huntington yang memandang tatanan kehidupan masyarakat Islam tidak dapat tumbuh demokratis, karena menurutnya Islam tidak serasi dengan demokrasi. Cukup menarik untuk dikaji yaitu dari penolakan terhadap klaim barat terhadap dunia Islam yang memandang minus ini, ternyata menjadi sebuah pandangan yang berbeda-beda. Seperti ada yang kemudian berpandangan ekstrim yang lalu menolak segala kemajuan dan mengatakan semua hal yang dari barat adalah merusak tatanan Islam. Jadi semua yang dari barat itu dianggap negatif dan merusak. Di lain sisi ada yang justru mendukung sekali perkembangan teknologi dan perkembangan dunia barat dalam memajukan sistem pendidikan Islam. Namun ada juga yang win-win solusi, dengan mengambil hal-hal baru dari barat yang ada kaitannya dengan kemajuan teknologi yang bisa mendukung kemajuan Pendidikan Islam seperti yang dilakukan Majid Irsan al-Kailani.