MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI MADARASAH TERPENCIL (STUDI KASUS DI MI RIYADUL FALAH AIKPERAPA, AIKMEL, LOMBOK TIMUR)
Abstract
Tulisan ini bertujuan mengetahui Manajemen Pembelajaran pada madrasah pinggiran/terpencil yakni MI Riyadul Falah Aikprapa yang dilihat dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitataif dengan pendekatan studi kasus. Subyek dari penelitian ini adalah para pelaksana pengelolaan pembelajaran di madarasah yaitu kepala madarasah dan guru. Data dari penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teknik analisis Interaktif (Model Huberman).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang ada d MI RF terdiri dari beberapa tahap, yaitu : (1) perencanaan pembelajaran dimulai dengan perumusan program madarasah, penyusunan RAPBM. Perencanaan pembelajaran disusun dengan membuat silabus berdasarkan standar isi dan penyusunan RPP, dengan melihat silabus dan RPP yang dibuat oleh madarasah lain, hal ini dilakukan karena keterbatasan yang dimiliki oleh MI Riyadul Falah. Penyusaian silabus dan RPP yang diambil dari madarasah lain dilakukan oleh setiap guru; (2) pelaksanaan pembelajaran belum berjalan dengan baik, karena kegiatan belajar mengajar belum efektif karena guru sering terlambat bahkan tidak masuk disebabkan oleh faktor geografis yang jauh serta kesibukan guru yang tidak hanya mengajar di MI, tapi di keseluruhan lembaga pendidikan yang bernaung di Yayasan Riyadul Falah Aikperapa dan kesibukan guru yang memenuhi kebutuhan ekonomi di luar. Kendala yang lain juga, siswa siswa tidak masuk karena persoalan jarak tempuh madarasah dari salah satu dusun jauh, harus melewati tengah hutan sebagai jalan pintas menuju madarasah. Selain itu, siswa di ajak oleh orang tua ikut ke ladang.(3) pengawasan pembelajaran pembelajaran telah dilakuan oleh kepala madarsah dan guru baik di kelas maupun di luar kelas. Evaluasi hasil belajar siswa telah dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui tingkat ketuntasan pencapaian komptensi dasar siswa di MI. penilaian hasil belajar siswa dilaksanakan setiap akhir kompetensi dasar selsai, sesuai dengan beberapa indikator yang telah dibahas dengan mengacu kepada nilai-nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM).