Upaya Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bego dari Tahun Ajaran 2011/2012 – 2014/2015
Abstract
As madrasah ever decline, various attempts were made to be able to save MI Ma’arif Bego. Principals become a prime mover in the development of existing MI Ma'arif Bego. Among the academic year 2011/2012 until 2014/2015 can be seen growth experienced by the madrasah. The problems studied focus on: the development efforts MI Ma'arif Bego from the academic year 2011/2012 until 2014/2015 consisting of the development of students, teachers and education personnel. This study is a qualitative research, data collection is done by descriptive analytic namely by describing and analyzing the same field data and make conclusions. The results showed that: First, the development efforts of the input student achievement through promotional activities maulid highlights, recitals ahad rice and mujahadah. The process through conversation, Tahfidz program, and dhuhur Duha prayer in congregation, outbound, reward for student achievement and improvement program UAN / UAS annually 0:50 points, a culture of courtesy, graduates memorize Juz 30 eco-friendly culture. Efforts to develop the quality of teachers and education personnel with comparative studies and institutional strengthening activities such as Bimtek, Training, Workshop, Training, KKG, MGMPs, K3M. Infrastructure development efforts carried out by membangunan gazebo, renovate the mosque, adding classrooms. Efforts to develop the financing sources of income from the monthly dues class I-VI, Budget BOS, and donations of pilgrims Yayasan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro. Efforts management development / management through networking madrasah new students, RKJM, RKAM, school information system development, implementation of accreditation, graduates searches. Second, the inhibiting factors that infrastructure is not maximized, the limited funds the development, management madrasah is not optimal, yet professional workforce. Factors supporting the foundation boarding their prince Diponegoro as mediator, headmaster as autonomous driving madrasah, public support hamlet sembego, government support, the spirit of mutual cooperation and kinship. Keywords: Quality Development, Madrasah Ibtidaiyah Abstrak Sebagai madrasah yang pernah mengalami kemerosotan, bermacam upaya dilakukan untuk dapat menyelamatkan MI Ma’arif Bego. Kepala Madrasah menjadi penggerak utama dalam upaya pengembangan yang ada di MI Ma’arif Bego. Diantara tahun ajaran 2011/2012 sampai 2014/2015 dapat dilihat perkembangan yang dialami oleh madrasah. Permasalahan yang dikaji fokus kepada: upaya pengembangan MI Ma’arif Bego dari tahun ajaran 2011/2012 sampai 2014/2015 yang terdiri dari pengembangan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan deskriptif analitik yaitu dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis sama data lapangan serta membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, upaya pengembangan prestasi siswa dari input melalui promosi pada kegiatan gebyar maulid, pengajian ahad padi dan mujahadah. Proses melalui program conversation, program tahfidz, shalat dhuha dan dhuhur berjamaah, outbound, reward untuk siswa berprestasi dan program peningkatan nilai UAN/UAS setiap tahun 0.50 poin, budaya sopan santun, lulusan hafal Juz 30, budaya ramah lingkungan. Upaya pengembangan mutu guru dan tenaga kependidikan dengan studi banding dan kegiatan penguatan kelembagaan seperti Bimtek, Diklat, Workshop, Pelatihan, KKG, MGMP, K3M. Upaya pengembangan sarana dan prasarana dilakukan dengan membangunan gazebo, merenovasi masjid, menambah ruang kelas. Upaya pengembangan pembiayaan yakni sumber pendapatan dari iuran bulanan kelas I-VI, APBN, BOS, dan donasi jamaah Yayasan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro. Upaya pengembangan manajemen/pengelolaan madrasah melalui penjaringan siswa baru, RKJM, RKAM, pengembangan sistem informasi sekolah, pelaksanaan akreditasi, penelusuran tamatan. Kedua, faktor penghambat yaitu sarana dan prasarana yang belum maksimal, keterbatasan dana pengembangan, manajemen madrasah yang belum optimal, tenaga kerja yang belum profesional. Faktor pendukung yakni adanya yayasan pondok pesantren pangeran diponegoro sebagai mediator, kepala madrasah sebagai penggerak otonomi madrasah, adanya dukungan dari masyarakat dusun sembego, adanya dukungan dari pemerintah, semangat gotong royong dan kekeluargaan. Kata Kunci: Pengembangan Mutu, Madrasah Ibtidaiyah