MELAYUNISASI KITAB AL-HIKAM KARYA IBNU ‘ATHAILLAH AL-SAKANDARI (Tinjauan Terhadap Teks Tadzkîr al-Ghabî Karya Syekh Burhanuddin)

Abstract

Artikel ini mendiskusikan perihal upaya melayunisasi kitab al-Hikam yang ditulis oleh Ibn‘Athaillah al-Sakandari (w.1309 M) melalui buah tangan Syekh Burhanuddin Ulakan (w. 1692 M) berjudul, Tadzkir al-Ghabi. Berdasarkan Telaah terhadap manggala, kolofon dan edisi kitab Tadzkir al-Ghabi terlihat bahwa upaya mensyarah yang dilakukan Syekh Burhanuddin untuk‘memiliki’ kitab al-Hikam atau menjadikannya sebagai milik Melayu bukanlah membuat sebuah versi dari naskah al-Hikam, tetapi ‘membumikan’ ajaran-ajaran tauhid yang digagas dalam teks al-Hikam agar mudah diterima oleh masyarakat Melayu pada umumnya, dan masyarakat Minangkabau khususnya. Sebaliknya, edisi Tazkir al-Ghabi tidak pula berupa salinan mentah dari kitab Hikam, berkenaan dengan upaya syekh Burhanuddin menyederhanakan makna ke dalam alam psyicho organik dunia Melayu. Perubahan judul yang dilakukan Burhanuddin terhadap kitab Tazkir al-Ghabi, yang bermakna ‘peringatan bagi orang-orang yang dungu’ tidak berarti ia lari dari teks inti (al-Hikam), tetapi memberi ruang gerak baru bagi pembaca Melayu yang mabuk akan dimensi tasauf, namun lupa akan inti ajaran tauhid. Selain itu, teks Tazkir al-Ghabi juga membuktikan akan kiprah kepenulisan syekh Burhanuddin di dunia Melayu, yang selama ini dianggap tidak memiliki karya tulis.