PENETAPAN SUSUNAN AYAT, SURAT DAN RASM AL-QUR’AN

Abstract

Kodifikasi al-Qur’an pada masa Usman bin Affan melahirkan Mushaf Usmani sebagai hasilnya. Setelah berlalunya masa kodifikasi, muncul perbincangan hangat tentang susunan atau tertib ayat dan surat yang ada dalam al-Qur’an karena pada mushaf yang disusun oleh Usman dan timnya ditemukan perbedaan dengan susunan ayat dan surat yang ada pada mushaf-mushaf para shahabat lainnya. Para ulama sepakat tentang tauqifiynya susunan ayat-ayat al-Qur’an (sesuai dengan yang ditetapkan oleh Nabi). Begitu pula halnya dengan susunan surat-surat dalam al-Qur’an dipahami sebagai sesuatu yang bersifat tauqifiy dari nabi, walaupun para ulama terdapat perbedaan pendapat namun argumen atau dalil tauqifiynya susunan surat lebih kuat dibandingkan 2 argumen lainnya yang berpendapat bahwa susunan surat-surat adalah ijtihadiy seluruhnya atau pun pendapat yang menyatakan sebagiannya ijtihadiy dan sebagiannya tauqifiy. Pembicaraan lain yang muncul adalah tentang rasmi al-Qur’an pada mushaf Usman. Argumen dan dalil yang dikemukakan menunjukkan bahwa rasm al-Qur’an adalah istilah untuk pola penulisan al-Qur’an yang disepakati oleh Usman bukan  tauqifiy daru Nabi, mengikutinya tidak wajib namun demikian rasm Usman tetap harus dijadikan standarisai pola penulisan al-Qur’an.