PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA DUA DIMENSI DENGAN YANG MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA TIGA DIMENSI PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG: KUBUS DAN BALOK (STUDI EKSPERIMEN KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 TALUN, KAB. CIREBON)

Abstract

<p>Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan<br />banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Sehingga siswa merasa bosan dan tidak tertarik dalam<br />mempelajari matematika. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan alat bantu<br />pembelajaran, yaitu alat peraga benda dua dimensi dan alat peraga benda tiga dimensi pada pokok bahasan yang sama.<br />Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan alat peraga benda dua<br />dimensi dan untuk siswa yang menggunakan alat peraga benda tiga dimensi, serta untuk mengetahui perbedaan hasil belajar<br />siswa antara yang menggunakan alat peraga benda dua dimensi dan yang menggunakan alat peraga benda tiga dimensi.<br />Hasil belajar adalah hal yang selalu menjadi orientasi dari setiap pelaksanaan proses pembelajaran. Oleh karena itu,<br />guru perlu memilih dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, supaya pembelajaran lebih<br />bervariasi, materi yang disampaikan mudah dipahami, dan siswa lebih termotivasi dalam belajar, sehingga dapat<br />menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.<br />Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, sedangkan<br />untuk pengumpulan data melalui observasi, studi dokumentasi dan pemberian soal tes. Populasi target dalam penelitian ini<br />adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2008/2009. Kemudian diambil sampel dengan menggunakan<br />teknik cluster sample dan dipilih kelas VIII<br />D<br />sebagai kelompok 1 dengan alat peraga benda dua dimensi dan dipilih kelas<br />VIII<br />E<br />sebagai kelompok 2 dengan alat peraga benda tiga dimensi. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis dengan uji<br />normalitas, uji homogenitas, uji t, serta uji hipotesis.<br />t dengan taraf<br />nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = (40 + 38 – 2) = 76. Karena nilai 76 tidak terdapat dalam daftar distribusi<br />Dari hasil data uji hipotesis dengan perhitungan uji t diperoleh harga<br />student’s t maka ditentukan dengan cara interpolasi yang diperoleh harga<br />tabel<br />t<br />= 3,22. Sedangkan<br />hitung<br />t = 1,99. Karena<br />t yaitu 3,22 &gt;<br />1,99, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang<br />t<br />&gt;<br />hitung<br />menggunakan alat peraga benda dua dimensi dengan siswa yang menggunakan alat peraga benda tiga dimensi. Dalam hal<br />ini hasil belajar matematika siswa yang menggunakan alat peraga benda tiga dimensi lebih baik daripada siswa yang<br />menggunakan alat peraga benda dua dimensi, dengan uji t untuk alat peraga benda dua dimensi adalah 7,63 dan untuk alat<br />peraga benda tiga dimensi adalah 12,08.<br />Kata Kunci : alat peraga dua dimensi, alat peraga tiga dimensi<br />tabel<br />tabel</p>