EFEKTIVITAS PENAMBAHAN SERUM SAPI PESISIR FASE BERAHI TERHADAP PEMATANGAN OOSIT KERBAU SECARA IN VITRO

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase oosit kerbau yang matang dalam media TCM-199 yang disuplementasi serum sapi pesisir fase berahi secara in vitro. Selanjutnya untuk meningkatkan efisiensi produksi embrio in vitro pada ternak kerbau dengan suplementasi serum sapi pesisir fase berahi. Oosit ternak kerbau dimatangkan dalam media TCM-199 pada inkubator Co2 5% dan masing-masing perlakuan ditambahkan serum sapi pesisir fase berahi dengan konsentrasi yang berbeda (0%, 10% dan 20%). Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase oosit kerbau yang matang tanpa penambahan serum sapi pesisir fase berahi, persentase oosit yang matang dengan penambahan serum sapi pesisir fase berahi 10 % dan persentase oosit kerbau yang matang dengan penambahan serum sapi pesisir fase berahi 20 % secara in vitro. Persentase oosit kerbau yang matang dengan penambahan serum sapi pesisir fase barahi sebanyak 20% menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) yaitu 70.04% bila dibandingkan dengan pematangan dengan penambahan serum sapi pesisir 10% yaitu 56.00 %  dan tanpa serum sapi pesisir fase berahi  yaitu 36.96% secara in virto. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi serum sapi pesisir fase dengan konsentrasi 20% dalam media pematangan TCM-199 nyata (P<0.01) meningkatkan tingkat maturasi oosit kerbau secara in vitro dibandingkan dengan penambahan serum sapi pesisir fase berahi 10% dan tanpa penambahan serum sapi pesisir (kontrol).   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase oosit kerbau yang matang dalam media TCM-199 yang disuplementasi serum sapi pesisir fase berahi secara in vitro. Selanjutnya untuk meningkatkan efisiensi produksi embrio in vitro pada ternak kerbau dengan suplementasi serum sapi pesisir fase berahi. Oosit ternak kerbau dimatangkan dalam media TCM-199 pada inkubator Co2 5% dan masing-masing perlakuan ditambahkan serum sapi pesisir fase berahi dengan konsentrasi yang berbeda (0%, 10% dan 20%). Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase oosit kerbau yang matang tanpa penambahan serum sapi pesisir fase berahi, persentase oosit yang matang dengan penambahan serum sapi pesisir fase berahi 10 % dan persentase oosit kerbau yang matang dengan penambahan serum sapi pesisir fase berahi 20 % secara in vitro. Persentase oosit kerbau yang matang dengan penambahan serum sapi pesisir fase barahi sebanyak 20% menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) yaitu 70.04% bila dibandingkan dengan pematangan dengan penambahan serum sapi pesisir 10% yaitu 56.00 %  dan tanpa serum sapi pesisir fase berahi  yaitu 36.96% secara in virto. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi serum sapi pesisir fase dengan konsentrasi 20% dalam media pematangan TCM-199 nyata (P<0.01) meningkatkan tingkat maturasi oosit kerbau secara in vitro dibandingkan dengan penambahan serum sapi pesisir fase berahi 10% dan tanpa penambahan serum sapi pesisir (kontrol). Kata kunci: in vitro, serum, sapi pesisir, fase berahi