Epistemologi Penafsiran Ayat ‘Seribu Dinar’ (at-Thalaq [65]: 2-3) : Studi Komparasi Abdurra’uf as-Singkili dan M. Quraish Shihab

Abstract

Abstact: Many assumptions say that differences in generation, educational background, socio-cultural background and so on will have an effect on the mindset of an interpreter. To prove the validity of these assumptions, this study proposed to explore the epistemology structure of Q.S. At-Thalaq [65]: 2-3 interpretation in Tafsir Tarjuman al-Mustafid by Abdurrauf As-Singkili and Tafsir Al-Misbah by M. Quraish Shihab. The results of this study are any differences in the epistemological structure of interpretation between the two interpreters in interpreting Q.S At-Thalaq [65]: 2-3, for example in terms of sources, As-Singkili uses hadith and opinions in tafsir Baidhawi, Tafsir Al-Khazin, Tafsir Manafi’ Al-Qur’an and Tafsir karangan As-Tsa’libi while M. Quraish Shihab uses lexical-linguistic analysis, munasabah, hadith, ulama opinion and ra'yu.   Abstrak: Banyak asumsi mengatakan bahwa perbedaan generasi, latar belakang pendidikan, latar sosio-kultural dan sebagainya akan berpengaruh pada pola pikir seseorang mufassir. Untuk membuktikan kebenaran dari asumsi tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk mengeksplorasi struktur epistemologi penafsiran Q.S. At-Thalaq [65]: 2-3 dalam interpretasi Tafsir Tarjuman al-Mustafid oleh Abdurra’uf As-Singkili dan Tafsir Al-Misbah oleh M. Quraish Shihab. Adapun hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan struktur epistemologi penafsiran ini adalah terdapat perbedaan struktur epistemologi penafsiran antara kedua mufassir tersebut dalam menafsirkan Q.S At-Thalaq [65]: 2-3, misal dari sumber, As-Singkili menggunakan hadis dan merujuk pendapat-pendapat dalam tafsir Baidhawi, Tafsir Al-Khazin, Tafsir Manafi’ Al-Qur’an dan Tafsir karangan As-Tsa’libi. Sedangkan Quraish Shihab menggunakan analisis leksikal-linguistik, munasabah, hadits, pendapat ulama dan ra’yu.