Ketika Cinta Bertasbih: Potret Nasionalisme dan Pembangunan Karakter Bangsa

Abstract

Arus globalisasi yang semakin deras membuat banyak di kalangan remaja kita kehilangan sikap nasionalisme dan kehilangan kepribadian diri sebagai bangsaIndonesia. Hal ini ditunjukan dengan gejala-gejala kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dibutuhkan semangat untuk membangun sikap nasionalisme. Sesungguhnya nasionalisme dan karakter bangsa  merupakan faktor penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai sebuah penyangga keberlangsungan kehidupan bernegara. Peranan karakter bangsa merupakan faktor kunci jatuh bangunnya suatu bangsa. Rasa kecintaan dan rasa kepemilikan terhadap negerinya dapat dilihat dari sikap masyarakat itu dalam mengidentifikasi dirinya dalam suatu lingkungan bernegara.Sastra memainkan peranan ini,   bagaimana sastra dapat merengkuh seluruh khalayak di nusantara dalam menyerukan betapa mendesaknya ikhtisar pembentukan karakter bangsa. Karya sastra diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penyadaran dan pemupukan sikap nasionalisme Indonesia. Salah satu karya sastra yang mengangkat isu tentang pembentukan karakter bangsa, yaitu novel Ketika Cinta Bertasbih  karya Habiburrahman El Shirazy. Karya ini merupakan goresan tinta emas yang menggugat dimensi-dimensi tentang sikap nasionalisme dan karakter bangsa yang hadir di sebuah negeri perantauan.  Tentang penemuan jati diri sebagai bangsa yang beragama sangat jelas digambarkan dalam novel tersebut.  Makalah ini secara khusus mengkaji persoalan tentang makna nasionalisme yang tercermin dalam novel Ketika Cinta Bertasbih. Melihat gambaran identitas para tokoh tentang kecintaan dan perasaan memiliki seseorang terhadap bangsa dan negaranya yang berkembang dengan konsep syariat Islam.