Peribahasa yang Menggunakan Kata Ayam
Abstract
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat, peribahasa adalah (1) ‘kelompok kata atau kalimat yg tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dulu peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan)’; (2) ‘ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku’ (2008: 1055). KBBI tersebut memuat 2.036 peribahasa. Dalam kamus peribahasa suntingan Heroe Kasida Brataatmadja (1995: 44-48) terdapat 47 peribahasa yang menggunakan kata ayam sedang yang disunting oleh Sarwono Puspasaputro (2003: 24-27) terdapat 49 peribahasa. Gejala tersebut menunjukkan bahwa ayam merupakan salah satu binatang piaraan yang populer di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, pemanfaatan peribahasa tersebut bermanfaat untuk (1) memperkenalkan aneka karakteristik ayam, (2) menginternalisasikan nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya, (3) memperhalus ungkapan, (4) memperkaya gaya ungkap dalam berbahasa, dan (5) sebagai dasar dalam bersikap dan bertindak. Ajakan untuk menolong yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan tertindas sudah disarankan dalam peribahasa (1) Ayam berinduk, sirih berujung. Orang tua yang seharusnya melindungi anaknya tetapi tega terhadap anaknya digambarkan dalam peribahasa (2) Seperti ayam patuk anaknya. Orang yang hidupnya berkelimpahan tampak dalam peribahasa (3) Ayam bertelur di atas padi. Kebiasaan penyamaran untuk mendapatkan keuntungan berupa informasi, materi, atau yang lain diformulasikan dalam peribahasa (4) Seperti musang berbulu ayam. Menghidupi nilai-nilai yang terkandung dalam peribahasa memiliki kemungkinan sebagai dasar pembentukan karakter bangsa. Hal tersebut diperkuat oleh semakin kokohnya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.