DISFEMISME PADA WACANA LINGKUNGAN: SEBUAH KAJIAN EKOLINGUISTIK KRITIS DALAM MEDIA MASSA DI INDONESIA
Abstract
Media massa menggunakan berbagai piranti bahasa untuk mengemas ideologi konstruktif dan destruktif terkait dengan lingkungan, misalnya eufemisme dan disfemisme. Penelitian ini berusaha mengkaji permasalahan kebahasaan yang terdapat dalam wacana lingkungan dalam media massa di Indonesia, yakni mengenai disfemisme. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dari majalah Gatra, Tempo, Trust, harian Kompas, Kabar Indonesia, Media Indonesia, Suara Merdeka, dan Surabaya Pagi, portal Antara, Vivanews, Detiknews, Metronews, dan Okezone menggunakan metode simak, dengan teknik lanjutan berupa teknik catat. Namun, data tersebut dibatasi hanya seputar permasalahan tentang polusi, pencemaran, dan reservasi lingkungan. Analisis data dilakukan menggunakan metode agih dan metode padan dengan teknik lanjutan berupa teknik substitusi dan parafrase. Bentuk satuan ekspresi disfemisme yang digunakan oleh media massa di Indonesia pada wacana lingkungan ada empat macam, yaitu kata, frase, klausa, dan kalimat. Satuan ekspresi yang berbentuk kata, yaitu berupa kata dasar, kata turunan dan kata majemuk.Satuan ekspresi disfemisme berbentuk kata turunan, yaitu kata turunan berkategori nomina, verba, dan ajektiva. Satuan ekspresi disfemisme yang berbentuk frase, yaitu frase nomina, frase ajektiva, dan frase verba. Referensi disfemisme yang ditemukan berkaitan dengan manusia, tumbuhan, binatang, tanah, nuklir dan material beracun, sampah dan limbah, polusi, perusakan habitat alami, kepunahan spesies, dan tabu. Fungsi-fungsi satuan ekspresi disfemisme ada dua belas macam, yaitu (1) mengungkapkan kemarahan atau kejengkelan, (2) mengkritik, (3) menyindir, (4) menuduh atau menyalahkan, (5) mengeluh, (6) menyampaikan informasi, (7) menghina, mengejek atau mempertajam penghinaan, (8) memperingatkan, (9) menunjukkan ketidaksetujuan, (10) menunjukkan rasa tidak suka, (11) melebih-lebihkan, dan (12) menunjukkan bukti.