MODALITAS DEONTIK DIALEK KUTO-KUTE BAHASA SASAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP
Abstract
Salahsatu bahasa lokal yang ditemukan di Nusantara adalah bahasa Sasak. Bahasa Sasak salah satu bagian dari budaya nasional seperti bahasa lokal lainnya, perlu dilestarikan, dipelihara dan dikembangkan perannya tidak hanya sebagai bagian media komunikasi tetapi dapat juga menjadi sumber pengajaran bahasa lokal sebagai kekayaan nasional yang beragam. Berdasarkan pada masalah di atas, masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah bentuk modal deontik dialek Kuto-kute bahasa Sasak? (2) Bagaimanakah bentuk makna modal deontik dalam dialek Kuto-kute bahasa Sasak? (3) Bagaimanakah hubungan antara modal deontik dialek Kuto-kute dan relevansinya dengan pembelajaran bahasa di sekolah? Teknik pengumpulan data adalah wawancara dengan teknik lanjutan teknik rekam dan catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Bentuk modal deontik dialek Kuto-kute bahasa Sasak adalah bentuk permisi yang mencakup bentuk langsung dan tidak langsung, sedangkan bentuk perintah dalam bentuk deklaratif dan imperatif. (2) Modalitas deontik bahasa Sasak mencakup dua makna, yaitu makna permisi dan perintah penting yang dapat diekspresikan menggunakan penanda modalitas dan (3) Salah satu tipe dialek, dialek Kuto-kute berbedadengan dialek lainnya, sehingga dalam memformulasikan materi pengajaran bahasa membutuhkan langkah khusus dalam bentuk yang logis dan makna yang terkandung di dalamnya dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.